Title: Iris Dragon
Genre: Action, Fantasy, Romance, Drama, Superpower, Comedy.
Author: R Lullaby
Status: Ongoing
Prolog
Prolog
Tahun 30, tahun iblis.
Setidaknya itu tahun sekarang yang kuketahui dari perkataan orang sekitar.
Penanggalan tahun di dunia berubah kembali ke angka awal sejak invasi awal dari penyihir hitam, Engelina. Lalu 13 tahun setelahnya, invasi besar pun dia lakukan. Memberikan gelombang kedua penyerangan yang mengerikan. Menggemparkan dunia untuk kesekian kalinya.
Penanggalan tahun di dunia berubah kembali ke angka awal sejak invasi awal dari penyihir hitam, Engelina. Lalu 13 tahun setelahnya, invasi besar pun dia lakukan. Memberikan gelombang kedua penyerangan yang mengerikan. Menggemparkan dunia untuk kesekian kalinya.
Banyak korban dari para
esper berjatuhan. Mempertahankan harga diri umat manusia dengan segenap jiwa
dan raga.
Tapi tetap saja.
Pihak iblis terlalu kuat.
Ditambah 5 jendral iblis dari Kerajaan Gehena juga membantu penyihir hitam itu.
Di tengah keputusasaan,
muncul lah sosok wanita yang bagaikan malaikat. Dia sang penyelamat yang memberi
kekuatan dan semangat pada sekitarnya untuk menjadi lebih kuat. Sang Demigod
Terakhir.
Dengan adanya beliau,
benua ini bisa direbut kembali oleh kami, selaku umat manusia. Akan tetapi,
harga yang dibayar untuk mendapatkan benua ini kembali adalah pengkhianatan
dari sang kekasih wanita itu yang berpihak pada iblis.
Sungguh kisah yang
tragis.
Banyak peristiwa yang
terjadi di masa lalu. Mulai dari kebenaran yang ditutupi, sampai kebohongan
yang sengaja dibeberkan.
Tapi menurut sejarah yang
kupelajari, seperti itulah ceritanya.
Kini, Benua Dealendra
terbagi menjadi enam kerajaan besar.
Kabarnya, tiap kerajaan itu dikuasai oleh para Esper dari generasi
keajaiban. Para esper yang melakukan pemetaan wilayah di saat-saat kondisi
krisis menimpa dunia.
Kurang lebih 96 juta
penduduk manusia hidup di benua besar ini. Memang terdengar sedikit, tapi
itulah faktanya. Maka dari itu, seluruh kerajaan mulai menjalankan program
<<Bride–Elect>> untuk menambah populasi manusia.
Hampir seluruh umat
manusia merupakan seorang esper. Hanya 0.06% manusia normal saja yang ada di dunia.
Karena masa lalu yang melukai sang penyelamat, kami menjadi minoritas. Sering
diperlakukan berbeda.
Tak pernah ada dari kami
yang bekerja di kerajaan. Kami tidak dipercaya untuk bergerak di bidang
pemerintahaan. Karena dosa besar yang telah kami lakukan untuknya.
Tapi setidaknya kami
harus bersyukur memiliki mereka, para esper. Jujur saja, aku menaruh hormat
pada mereka. Bahkan sampai sekarang, beberapa dari mereka pergi ke benua
sebrang untuk melakukan pemetaan wilayah, melawan para iblis yang menakutkan.
Aku takkan pernah mau
melakukan hal yang mempertaruhkan nyawa seperti itu. Jika disuruh memilih, aku
ingin tinggal di kota aman ini. Bekerja terus hingga sukses, menghasilkan uang
yang banyak. Hidup enak, dipenuhi kemewahan yang berlimpah.
Itulah impian dari seorang
bajingan sepertiku. Lelaki muda yang sudah merasakan kerasnya hidup.
Maaf ..., seharusnya aku
tidak bangga akan hal ini.
Kembali lagi. Aku memang
berpikir seperti sebelumnya, tak ingin terlibat dengan para esper yang
bertarung di garis depan. Tak ingin melawan para iblis yang menakutkan.
Tapi ..., kenapa aku
malah di sini, sekolah esper ini, dan berdiri di hadapan mereka. Memakai
pakaian yang sama seperti orang-orang yang kini menatapku penuh penasaran.
“Baik perkenalkan dirimu,
anak muda!” jelas guru muda di sampingku. Tersenyum lebar, menutup matanya.
Hei, orang itu yang
menyelamatkan Putri Selenia. Dia mengalahkan iblis yang menyusup ke kerajaan
kita. Keren, pasti dia Kineser yang sangat kuat. Auranya sungguh terasa berbeda, bukankah kau juga merasakannya? Ya, aku juga merasa ada yang berbeda dengannya dari kita.
Bisikan mereka
benar-benar masih terdengar jelas olehku. Itu bukan bisikan lagi namanya.
Lagipula Kineser apaan? Aku
hanya manusia biasa yang tak sengaja terlibat penyerangan seminggu lalu. Karena
kesalahpahaman dan lelaki aneh itu, aku jadi masuk ke sini.
Tapi apa boleh buat, aku harus
melakukan ini. Demi impianku untuk memiliki kekayaan yang berlimpah.
“Ae-Aeldra ..., itu
namaku.” Aku memberikan senyuman pada sekitar, mencoba terlihat ramah. Tapi
mungkin, senyuman paksa yang kuberikan tadi malah jadi terlihat aneh.
***
Eh ini masih sangkut paut sma my dearest ?
ReplyDeleteKalau dibilang ada sangkut pautnya atau enggak, bisa dibilang iya :)
DeleteUwuw seperti biasanya om lullu hebat membuat orang ingin membaca lanjutannya
ReplyDelete