Friday, 18 November 2016

Chapter 3

Title: Iris Dragon 2
Genre: Action, Fantasy, Romance, Drama, Superpower, Comedy.
Author: R Lullaby
Status: Ongoing

Chapter III
Ramalan



            Dua tahun yang lalu. Masih di ruangan yang sama, shelter tempat mengurung Zaxia.

            Ray terlihat duduk berhadapan dengan Zaxia, berniat memulai pembicaraan serius. Lisienata yang masih berumur 3 tahun terlihat tertidur pulas di atas kasur tahanan. Sangat lucu dan menggemaskan, terus memeluk boneka tanpa kepala.

            Suasana terasa hening dan dingin, tak mengherankan karena hari sudah larut malam.

            “Ada sebuah ramalan,” Ray mulai berucap memecah keheningan. Tetap memberikan tatapan khawatir pada lawan bicarannya yang duduk di atas kursi.

Zaxia terdiam, tak menjawab pertanyaan, mulai membenarkan posisi duduk. Masih mendengar ucapan lelaki di hadapannya.

            “Ramalan itu bukanlah berasal dari manusia atau ras kami. Itu dari sosok Demigod langsung. Dengan kata lain, mahluk yang langsung berhubungan dengan para dewa.”

            “Lalu apa ramalannya?” Zaxia bertanya, kembali memberikan perhatiannya pada Ray. Menatap Ray cukup dalam.

            “....” Ada rentang waktu di antara mereka yang tak mengucapkan suaranya kembali. Ray memberikan tatapan khawatir pada Zaxia, sedangkan Zaxia hanya memiringkan kepala, kebingungan akan arti tatapannya.

            “Za-Zaxia, kau yakin ingin mendengar ini semua? Tak ada jalan kembali setelah mendengar hal ini, mau tak mau kau akan terlibat. Terus menerus terikat sampai kau mati.”

            “Kau yang melibatkanku, aku sudah terlanjur ikut campur. Maka dari itu, jangan berbelit-belit. Katakan saja semua yang kau tau tentangnya,” Zaxia melirik Lisienata yang masih tertidur. Sedikit tersenyum melihat wajah mungilnya.

            “Baiklah kalau begitu, akan kuceritakan apapun yang kuketahui.” Mendengar ucapan Ray, Zaxia lekas mengembalikan pandangan. Menatap Ray cukup dalam.

            “Zaman dahulu, sebelum ras kalian menjadi mayoritas. Ada sebuah tragedi yang hampir menghancurkan dunia ini. Dewa Kebatilan, salah satu naga akhirat turun dari akhirat.”

            “Untuk apa dia melakukan hal itu?” Zaxia bertanya, mengkerutkan dahi ke atas.

“Dia ingin menyelamatkan seluruh mahluk dari ancaman Raja Iblis Kedua. Maka dari itulah dia turun ke dunia fana ini.”

            “Da-dari Lucifer?” tanya khawatir Zaxia, nadanya terdengar cukup terkejut. Tubuhnya mulai bereaksi gemetar. Menunjukan rasa ketakutan.

            “Ya, Fallen Angel Lucifer. Naga Akhirat itu berniat menghancurkan dunia, memusnahkan segala mahluk beserta isinya.”

            “Apa nama Dewa kebatilan itu? Naga Akhirat itu?” Zaxia melebarkan mata, tubuhnya mulai merinding ketakutan mendengar penjelasan Ray.

            “Dewa Havoc, Sang Naga Kebatilan.”

            “De-Dewa Havoc ....”

            “Tapi sang kembaran dari dewa itu yakni Dewa Wilfere tak membenarkan tindakannya. Ikut turun ke dunia untuk menghentikannya. Pertempuran antar God Slayer pun terjadi, pertempuran antar dewa pun terjadi di dunia fana ini.”

            “....” Zaxia masih memberikan perhatiannya pada Ray, sedetik pun ia tak mengalihkan pandangan darinya. Tubuhnya tetap bergemetar, ketegangan benar-benar terasa di sekitar mereka.

            “Tiga pahlawan besar dari berbagai dimensi datang ke masa mereka. Berniat menghentikan dua penguasa itu.” Ray berucap, menyatukan kedua tangannya yang gemetar.

            “Tiga pahlawan?! “ Zaxia kembali bertanya. Suasana tegang benar-benar menyelimuti mereka. Aura keseriusan Ray benar-benar membuat wajah Zaxia khawatir.

“Ya, tiga pahlawan besar. Saint Halsey, Sleazer Ren, dan Dea Charlotte memasuki pertempuran. Berusaha menghentikan pertarungan paling fatal bagi dunia fana ini.”

“Si-siapa mereka ...?” Zaxia kembali bertanya, menelan ludahnya. Semakin menunjukan rasa kekhawatiran amat dalam.

“Tak ada yang tahu siapa mereka sebenarnya, darimana asal mereka. Tapi menurut sejarah yang diceritakan padaku, pada ras kami ....

Saint Halsey memiliki kemampuan yang unik. Dia memiliki kekuatan seperti ilmu sihir tapi itu bukanlah ilmu sihir.

Dea Charlotte bukanlah Dewa, bukan juga penyihir. Tapi, kekuatan sihirnya setara dengan Dewa itu sendiri.

Sleazer Ren bertubuh seperti manusia, tapi kekuatannya amat sangat mengerikan. Tebasan pertama bisa membelah gunung, tebasan kedua bisa membelah lautan samudera. Dia bukanlah Raja Iblis, tapi kekuatan fisiknya setara dengan Raja Iblis pertama.”

“...!!” tubuh Zaxia semakin merinding ketakutan. Seluruh bulu kuduknya berdiri, seolah sedang membayangkan tiga kekuatan mengerikan yang diceritakan Ray.

“Memang benar jika ketiganya bisa menghentikan pertempuran mengerikan itu. Tapi itu bukan akhir dari segalanya, Dewa Havoc akan kembali datang ke dunia ini lewat tubuh keturunanannya. Masih ingin menyelesaikan tugas yang ia anggap benar. Begitupula dengan Dewa Wilfere yang melakukan hal yang sama demi menghentikan kembarannya.”

“Tu-tunggu!! Mereka memiliki keturunan!?“

Hellblau Dracline, kekasih leluhur kami, Putri Mira. Dia Dragon Slayer dari pihak Dewa Wilfere. Pengemban kekuatan Dewa Wilfere, meski tidak sempurna bahkan tak sampai setengahnya. Putri tunggal El Crystal dengan kata lain sepupuku dan Rin, Salbina Sasa Anybreaker Skyline adalah reinkarnasi dari lelaki itu.”

“Sa-Salbina?” Zaxia semakin terkejut mengetahui fakta yang diucapkan lelaki berambut kuning.

“Lalu Raja Iblis ketiga, Gehena. Dia Dragon Slayer dari pihak Dewa Havoc. Seperti orang tuanya, bukankah dia juga berniat menghancurkan dunia? Tapi sayangnya dihentikan oleh Pangeran Erlic dan yang lainnya,” lanjut Ray memberikan senyuman kecil.

“Ta-tadi kau mengatakan Salbina adalah reinkarnasi Hellblau, kan? Lalu bagaimana dengan reinkarnasi Gehena? Apa dia juga –“

“Sejujurnya kami sudah menyelidiki hal itu. Tapi hasilnya masih belum jelas. Beberapa orang kami asumsikan sebagai reinkarnasi Raja Iblis ketiga.”

“Si-siapa orang-orang itu?”

“Cukup banyak, mereka orang-orang yang berhubungan langsung dengan keluarga Deviluck ....”

“Tapi ada satu kandidat besar yang menurut kami tepat. Seharusnya kau juga mengetahuinya ...,” lanjut khawatir Ray.

Lapis D. Angelina.” Zaxia menutup matanya, berucap seolah melanjutkan perkataan.

“Ya, gadis itu. Putri Demigod Halsy.”

“Lalu?”

“Sejauh ini hanya itu yang kuketahui.”

“....” Zaxia masih memasang wajah muram dan ketakutan. Tubuhnya tetap gemetar. Mulai melirik Lisienata yang tertidur lelap.

“Dialah Dewa itu Zaxia. Maka dari itulah para tetua ingin menghentikan pertempuran yang lebih buruk dari kehancuran apapun. Jika pertempuran itu benar-benar terjadi, akhir dunia benar-benar akan datang.”

“Tap-tapi dia hanyalah anak-anak. Mustahil–“ Zaxia menghentikan ucapan, lekas memperbaiki kalimat. Lekas bertanya menatap Ray.

“La-lalu bagaimana keturunan Dewa Havoc, keturunan Gehena!?”

“Tak seperti Dewa Wilfere. Sungguh sulit mencari tahu siapa keturunan Dewa Havoc. Selain itu, keturunan dewa itu akan 5 tahun lebih lambat dari kemunculan keturunan Dewa Wilfere.”

“Ma-maka dari itu kita harus membunuhnya sebelum keturunan Havoc muncul,” Zaxia menggigit bibir bawah, keringat dingin menetes melewati pipinya.

“La-lalu bagaimana jika Havoc telah muncul? Apa kita juga harus membunuhnya!?” lanjut khawatir Zaxia bertanya menatap Ray.

“Jika dia sudah muncul, tak ada pilihan lain kita harus melindunginya. Meminta bantuan padanya.” Ray memberikan senyuman khawatir.

“Ini benar-benar menyedihkan. Dia benar-benar diperlakukan seperti alat oleh dunia. Aku tak menyukai ini.”

“Tapi mau bagaimana lagi Zaxia. Ini semua demi –“

“Demi kebaikan kalian!? Dunia ini!? Sadarlah Ray, anak laki-laki yang sedang tertidur pulas itu adalah anakmu, darah dagingmu! Teganya kau berkata seperti itu!” kesal Zaxia, melirik khawatir Lisienata.

“....” Ray terdiam menundukkan kepala. Kedua tangannya bereaksi, bergemetar.

“Nyo-Nyonya ...,” Lisienata terbangun karena teriakkan Zaxia, mengusap matanya. Terlihat menggemaskan. Melihat hal itu, Zaxia lekas beranjak dari kursi, berjalan cepat mendekati balita yang berada di kasur. Menggendongnya, mengelus belakang kepalanya, hingga dia tertidur  kembali.

Mereka benar-benar terlihat seperti ibu dan anak.

“Dengarkan aku, Ray. Aku tetap akan melindungi anak ini meski semua yang kau katakan itu adalah kebenaran. Meski dia adalah Dewa yang kau sebutkan itu.”

“Zaxia ....” Ray berwajah khawatir, menurunkan pandangan. Sungguh terlihat ingin menangis karena kelemahan hatinya.



***


Kembali ke waktu yang sebenarnya, masih di tempat yang sama. Ruangan Shelter Zaxia benar-benar hancur tak karuan. Keduanya dipukul mundur hingga ke permukaan.

Mereka sudah sampai di lapangan alun-alun Kerajaan Skyline. Hari sudah sangat larut malam sehingga tak ada satupun orang yang keluar rumah. Selain itu, Raja Skyline juga memerintahkan warganya untuk tak keluar selama malam itu.

Salbina terlihat melepas kapak besarnya, memasang wajah amarah yang tak tertahankan. Benar-benar terkejut melihat tindakan sang lawan.

Elena terlihat sangat murka, sungguh sangat ingin menghancurkan lawannya yang bersikap seperti itu. Tapi tubuhnya ditahan oleh Angelina.

Wajah Shina terlihat ketakutan, sedikit melepas konsentrasinya. Menangis prihatin melihat sang lawan.

Sungguh, ini bukan gaya kami. Aku tak menyukai kau yang seperti ini, Manusia.”  Malaikat dalam tubuh Shina berucap, menatap lawan bicarannya.

Halsy menangis prihatin melihat kondisi lawannya yang menggenaskan.

Kedua tangan lawannya berwana hitam, terlihat gosong. Tubuhnya benar-benar berantakan dipenuhi luka mengerikan. Mustahil, sungguh mustahil bagi dirinya untuk menang melawan mereka.

Tapi.

Tak sedikitpun wanita itu menyerah, membiarkan Halsy dan yang lainnya mengakhiri hidup putranya. Tatapan matanya yang kosong tertuju ke bawah, menatap tanah.

Dia bersujud, menundukkan kepala, membuang harga dirinya dihadapan para penguasa dunia.

“Mustahil kau masih bisa sadarkan diri!?” Salbina menggeram.

“Ku-kumohon ...,  bi-biarkan dia hidup. Kau bisa melakukan apapun padaku, tapi jangan anak ini. Di-dia hartaku satu-satunya ...,” Zaxia menangis dengan tatapan kosongnya.  Benar-benar menyentuh sang sahabat yang lekas berjalan cepat ke arahnya.

“Za-Zaxia ....”

Tapi langkah Halsy dihentikan oleh Salbina. Wajahnya terlihat khawatir menghentikan seseorang yang ia kagumi.

“Tu-tunggu, Halsy! Kau yakin tentang ini!? Kita tak punya pilihan lain. Kau bisa menyelamatkan ratusan, ribuan, jutaan, bahkan miliaran nyawa. Tapi tidak untuk anak ini. Kau juga tahu akan hal itu kan–“ khawatir Salbina, tapi perkataanya lekas tersanggah oleh Halsy yang menangis dan berteriak padanya.

“Aku tau hal itu!! Tapi –“

“Kita segel dia, Halsy! Itu yang terbaik!!” teriak lelaki berwibawa, berambut putih dengan ujung biru muda. Dia baru saja sampai dengan seluruh tubuh yang dikelilingi percikan listrik biru. Wajahnya terlihat khawatir menatap Lisienata yang menangis duduk mencium lutut di belakang Zaxia.

“Apa maksudnya itu, Angela!?” Salbina lekas berbalik, memberikan tatapan tajam padanya.

Mahluk itu sudah bangkit. Kita terlambat ...,”Angela menyipitkan mata, memasang wajah khawatir ketakutan.

“...!!” Mendengar hal itu, Halsy dan yang lainnya lekas memasang wajah terkejut ketakutan. Tubuh mereka bergemetar bukan main.

SUDAH KUBILANG DARITADI, KITA HARUS CEPAT MEMBUNUHNYA!! LIHATLAH SEKARA –“ Elena berteriak murka, menunjuk Zaxia tapi.

“Diamlah, Elena.” Angelina memotong perkataan, memberikan tatapan keseriusan menahan iblis dalam tubuhnya.

Angelina ....” Elena menggeram.

“Untuk saat ini mari bekerja sama, Kak Halsy. Aku dan Elena akan menyegel kekuatan shirnya.” Angelina berucap, memberikan senyuman kecil pada Halsy.

“Ya ...,” sedih Halsy menganggukkan kepala.

“Biar aku dan Angela yang mengurus kekuatan Kinesisnya,” senyum khawatir Salbina, melirik Angela yang berjalan mendekati mereka.

Kami berdua, aura dewanya.” Shina berjalan selangkah, mengangkat kedua tangan. Tubuhnya kembali dikendalikan oleh dua malaikat tingkat atas.

“Ini tak apa kan, Zaxia?” Halsy bertanya, menatap prihatin Zaxia yang tetap bersujud.

Tak ada jawaban dari Zaxia, gadis itu sudah tak sadarkan diri karena luka yang diterimannya. Benar-benar suatu keajaiban jika dirinya bisa bertahan dari serangan dari Shina, Engelina, dan Salbina
.
Ritual penyegelan Lisienata pun dimulai. Tiga kekuatan besar langsung mengarah pada tubuh– punggungnya. Mengekang kekuatan maha dahsyat miliknya. Membuat wajah Lisienata kesakitan bukan main. Matanya berubah putih, tak kuasa menahan kesakitan.

Rambut kuningnya menggelap, berwarna hitam tak berharga. Kulitnya semakin memutih, pucat hampir meninggalkan dunia.

Dia berteriak amat keras, meminta petolongan hingga suaranya menghilang. Tapi semua terdiam, tetap berkonsentrasi membendung kekuatannya sementara.

Zaxia yang sebelumnya tertidur di atas pangkuan kaki Halsy langsung terbangun, berwajah amat ketakutan melihat ekspresi putranya. Berteriak memohon pada mereka untuk menghentikan perbuatan.

“Te-tenanglah, Zaxia! Kami hanya menahan kekuatannya, kami tak berniat membunuhnya lagi!” Halsy berteriak, menghentikan tubuhnya yang babak belur. Dia benar-benar menangis melihat sang sahabat yang menangis ketakutan.

“Selain itu tidurlah, kamu terlalu ceroboh. Lukamu benar-benar parah. Organ dalammu banyak yang rusak karena pertarungan sebelumnya,” khawatir Halsy, kembali membaringkan sahabat di atas kakinya.

Zaxia tak bisa mendengar dengan jelas suaranya, terlalu lelah. Dia sudah mencapai batas tubuhnya hingga tak bisa bergerak kembali. Hanya bisa berpikir jika ini adalah akhir hidupnya.

Tapi bayangan itu muncul, senyuman anak yang ia anggap sebagai putranya. Membuat dia menangis lebih dalam. Hatinya terasa sakit, amat sangat sakit. Luka mengerikan yang dia dapat secara fisik tak sebanding dengan luka dalam hati atau batinnya.  Dia hanya bisa bergumam menyebut namanya di hadapan wajah sang sahabat.

Halsy ikut menangis melihat hal itu, lekas memeluk kepalanya sangat erat. Berucap, mengeluarkan perkataan yang tulus dari dalam hatinya.

“Maaf maaf maaf, maafkan aku ....”

***

7 comments:

  1. Kak lulu...my dearest ny dah tamat blum...

    ReplyDelete
  2. Di kimi novel,,kayakny blum kelar2,,, lama banget nungguny

    ReplyDelete
    Replies
    1. My Dearest udah tamat kok, aku udah ngirim ke sana. Tunggu aja, mungkin staffnya lagi pada sibuk :)

      Delete
    2. Oh,,ok, deh kak lulu,,,,thanks infony,,,,dan boleh nany,,nggx tentang INFINITY SWORD...itu udh tamt blum kak,,,,

      Delete
    3. Infinity Sword masih belum tamat, mau di rebuild dulu. Pasti akan ada, tapi belum jelas kapan. Ditunggu saja :D

      Delete
    4. Ok..deh,,lullaby sama,,sya akn stia menunggu

      Delete