Thursday, 19 July 2018

Chapter 7

Title: Iris Dragon 3
Genre: Action, Fantasy, Romance, Drama, Superpower.
Author: R Lullaby
Status: Ongoing


Chapter 7
Cerita Masa Lalu I

            Keheningan masih merangkul ruangan yang menjadi tempat pembicaraan Hardy dan yang lainnya. Seluruh tatapan tertuju pada Reia yang masih bersandar pada dinding bangunan dengan kedua mata tertetutup.



            “Baik, kita mulai darimana yah ....” Reia mengeluarkan suara manisnya hingga memecah keheningan. Tak lupa menyunggingkan senyuman kecil menatap seluruh penghuni ruangan.


            “....” Mereka yang mendapat tatapan darinya hanya terdiam dengan raut wajah penasaran pada Reia. Tak terkecuali itu bagi Aeldra dan Lapis.


            “Baik aku ceritakan dulu cerita masa lalu yang amat-amat sangat lamaa..., tentang para Raja Iblis, Dua naga surga, tiga pahlawan besar, dan hubungan mereka. Tak apa kan? Biar kalian tidak banyak bertanya nantinya.”


            “Jika ini akan memakan waktu lama, biarkan aku memberi perintah dulu.” Hardy berucap lalu menengok ke arah Reeslevia.


            “Eh? Sekarang?” Reeslevia yang berdiri di belakangnya lekas menyunggingkan ekspresi keterkejutan.


            “Ya kita ungsikan masyarakat ke tempat penampungan bawah tanah. Fasilitas di bawah sana juga lebih lengkap dari pada di sini.”


            “Memang benar, tapi bukankan fasilitas itu ditunjukkan untuk para keluarga kerajaan ....” batin Rina cemas dengan kedua mata terpejam beberapa saat.


            “Ya, baiklah. Biarkan aku yang memberi perintah.” Reeslevia menganggukkan kepala dengan senyuman kecil, lalu berjalan meninggalkan ruangan untuk menghubungi bawahannya.


            Keheningan kembali datang merangkul semua penghuni ruangan di sana, meski tak terlalu lama sampai Reeslevia kembali memasuki ruangan.


            “Baik, ceritakanlah..., Putri Reia,” senyum Hardy dengan senyuman kecil.


            “Hee, hebat yah bisa tahu jika aku juga seorang putri,” senyum kecil Reia dengan kedua bola mata sedikit melebar.


            “Itu mudah saja untuk menebaknya,” senyum kecil Hardy dengan tawaan kecil di akhir ucapan.


            “Yah tapi aku tak peduli dengan status menggelikan ini,” senyum Reia menutup mata sebelum akhirnya berucap.


            “Baik, kita kembali masalah utamanya. Pertama, biarkan aku bertanya pada kalian semua...” Reia menatap sekitarnya cukup dalam sebelum akhirnya melanjutkan ucapan dengan pertanyaan.


            “Kalian tau ‘kan siapa itu Raja Iblis kedua?”


            “Bukankah itu Fallen Angel Lucifer?” tanya Ratu Alysha dengan nada suara ragu.


            “Ya, benar. Gak aneh sih jika orang-orang mengetahui ini. Nah ..., sekarang pertanyaannya, ada yang tau siapa Raja Iblis Pertama?”


            “....” Kontan keheningan mulai datang merangkul mereka yang tak mengetahui jawaban. Termasuk Lapis yang berwajah cemas sambil menggelengkan kepala sebelum akhirnya melirik lelaki yang ia cinta.


            Ekspresi keterkejutan pun nampak di wajah Lapis setelah melihat ekspresi wajah Aeldra.


Aeldra terlihat menukikkan alisnya ke bawah, memperlihatkan kemarahan. Ekspresi wajahnya yang seperti itu seolah mengetahui jawaban dari pertanyaan Reia.


Sambil memberikan ancaman yang begitu tak mengenakkan, akhirnya Aeldra menggeram dengan nada penuh kemarahan mengeluarkan suaranya.


            “Abujaan bukanlah Raja iblis .... ”


            “....” Sontak senyuman Reia melebar, tidak seperti sekitarnya yang menatap terkejut dan bingung akan pernyataan Aeldra.


            “Tak aneh jika kau mengetahui nama itu. Toh, mantan penjaga surga itu bernaung dalam tubuhmu,” jelas Reia dengan tawaan kecil di akhir ucapan.


            “Siapa itu ...?” tanya Hardy penasaran melirik Aeldra.


            “....” Aeldra tak menjawab dan hanya terus memberikan tatapan tajam pada Reia.


            “Mantan penjaga surga?” Reeslevia juga bertanya dengan nada suara cemas dalam batinnya.


            “Menjawab, diriku juga tidak tahu ....” jawab Malaikat yang menghuni tubuh Reeslevia.


            “Aku tak tau dari mana kau mengetahui hal ini. Tapi apa kau serius ingin menceritakan masa lalu itu? Perang Besar antara para malaikat Sang Pencipta dengan mahluk pertama dunia fana?” Aeldra berjalan selangkah mendekati Reia dengan tatapan lebar dan tajam.


            “Ya maunya sih, agar nantinya tidak banyak bertanya. Tapi tak apakah kuceritakan ini? Soal masalah darimana aku mengetahuinya, akan kuberitahu padamu nanti,” senyum Reia membalas tatapan tajam Aeldra.


            “Tentu saja tidak –“


            “Ceritakan!” jawaban Aeldra tersanggahkan oleh Lapis yang memberikan tatapan keseriusan pada Reia.


Melihat sepupunya yang seperti itu, Alyshial pun ikut beranjak dari kursinya dan berucap dengan mantap.


            “Jika cerita itu berhubungan dengan ini semua, aku juga ingin mengetahuinya ....”


            “Benar, tolong ceritakan.” Hardy juga menyunggingkan senyuman kecil. Diikuti oleh orang-orang di sekitarnya yang menyetujui pendapatnya.


            Reia pun semakin melebarkan senyumannya sambil melirik Aeldra yang menunjukan ekspresi kemarahan.


            Tapi perlahan Aeldra mulai mengontrol emosinya, menghela nafas beberapa saat, sebelum akhirnya melirik Reia.


            “Apa memang harus diceritakan mulai dari sana? Mereka akan menjadi manusia pertama di masa ini yang mengetahui penyebab munculnya zaman kegelapan dunia,” khawatir Aeldra melirik Reia.


            “Harus mengetahuinya, khususnya untuk Lapis. Dia harus mengetahui sebesar apa beban yang dia tanggung saat ini,” Reia menjawab dengan keseriusan dan tanpa dengan senyuman.


            “....” Lagi-lagi seluruh tatapan tertuju pada Lapis, tak terkecuali bagi Aeldra. Lapis hanya memasang wajah cemas menatap Reia.


            “Baiklah, lakukan apapun yang kau mau,” jelas Aeldra sambil bersandar pada dinding di belakangnya kembali.


            “Baik, aku mulai ....” Reia menutup mata beberapa saat, keheningan mulai merangkul orang-orang di sekitarnya. Hardy dan yang lainnya pun sudah dengan sigap memasang telinga mereka berniat mendengarkan cerita Reia yang terasa sangat sakral.


            “Pada zaman dahulu, lebih tepatnya pada masa awal setelah dunia ini dan berbagai dunia diciptakan. Untuk pertama kalinya, Sang Pencipta akhirnya menciptakan mahluk fana yang akan menghuni dunia fana.”


            “Maksudmu manusia pertama dari ras manusia?” tanya khawatir Alyshial.


            “Bukan, ras pertama bukanlah ras manusia, iblis, peri, atau yang lainnya. Ras pertama di dunia fana bernama Ras Nigerignis, yang berarti ras api hitam, dan mereka adalah keturunan dari mahluk pertama yang diciptakan Sang Pencipta yang kusebut tadi.”


            “....” Hardy memperbaiki posisi duduknya.


            “Dan namanya mahluk pertama itu adalah ..., Lucian Nigerignis Abujaan.”


            “Abujaan, nama yang tadi dia singgung?” Lapis melirik Aeldra sesaat. Sebelum akhirnya menatap Reia kembali yang melanjutkan ceritanya dengan ekspresi wajah keseriusan.


            “Sesuai nama Nigerignis, Abujaan memang terbuat dari api hitam, tapi faktanya jika hatinya amatlah sangat bersih. Dia selalu membagikan kebaikan dan ilmunya di dunia ini, dunia kami, bahkan di berbgai dunia lainnya.


Tidak dalam dunia fana saja, dia juga sangat patuh pada perintah Sang Pencipta. Hingga lelaki itu pun mendapatkan kedudukan tinggi di akhirat dan dunia. Tapi meski begitu, dia tetap lelaki yang sederhana dan tak lupa diri akan siapa sebenarnya dirinya.”


“.....” Keheningan datang beberapa saat, berbagai macam raut wajah terlihat di sekitar Reia yang menutup mata seolah berniat melanjutkan ucapan.


“Beberapa milenium setelahnya, Abujaan pun memiliki keturunan yang sangat banyak, hingga mereka terpecah menjadi tiga golongan, dan golongan pertama keturunan Abujaan dipanggil Ras Nigerignis yang kusebutkan tadi.


Mereka mendirikan berbagai macam kerajaan di seluruh penjuru dunia dan alam semesta. Pengetahuan mereka amat sangat jauh lebih hebat dari dunia ini bahkan dunia kami sekarang.


Intinya mereka mencapai puncak kejayaannya, hingga keturunan terakhir Abujaan bisa mendirikan istana mereka sendiri di akhirat atas persetujuan Sang Pencipta.”


““Me-mendirikan Kerajaan di akhirat!?”” Reeslevia dan Rina bertanya bersamaan dengan ekspresi keterkejutan.


“Ya, mereka benar-benar melakukannya. Sungguh semuanya baik-baik saja ..., kemakmuran, dan keharmonisan benar-benar berlangsung baik sampai berabad-abad, bahkan sampai ribuan tahun.


Tapi lama kelamaan setelah Abujaan meninggal, keturunannya yakni golongan Nigerignis dan dua golongan lainnya mulai haus akan kekuasaaan, satu-satunya yang tak terlibat dalam perang itu hanyalah kerajaan yang berada di akhirat, kerajaan termuda dari seluruh keturunan Abujaan.


Keturunan yang melakukan perang terus saja merusak berbagai dunia, melakukan perang demi mendapatkan kekuasaan lebih tinggi. Dan yang paling tersiksa karena perang mereka ini adalah para Dewi Penjaga di berbagai dunia.”


“Dewi-Penjaga ...?” Seica bertanya pelan mengeja ucapannya.


“Ya, Dewi Penjaga, mereka adalah mahluk pengamat yang mengawasi salah satu dunia dan melaporkan langsung pada Sang Pencipta, meski faktanya jika Sang Pencipta sudah mengetahui segalanya. Ketahuilah, keberadaan mereka sangat berharga, jika mereka mati, maka dunia yang mereka jaga dan awasi pun terombang-ambing menuju kehancuran.“ senyum Reia.


“Apa di dunia kami juga ..., ada?” tanya Haikal dengan raut wajah kecemasan.


            “Ya, Dewi Earthesia .... Itu nama penjaga di dunia ini,” senyum Reia menutup mata beberapa saat kembali.


            “Ji-jika begitu kemana beliau di saat dunia ini ....” Alyshial bertanya dengan nada pelan dan dipenuhi emosi campur aduk.


            “....” Reia menatap Alyshial beberapa saat sebelum akhirnya melirik Aeldra.


            Sadar akan lirikan Reia, Aeldra pun membalas lirikannya dengan tatapan terheran-heran.


            “Yah tak apa kuberitahu juga. Lagipula ini sudah memasuki akhir zaman. Lalu Lisienata mungkin ini juga akan sedikit mengejutkanmu.” ucap Reia mengeluh sebelum akhirnya menghela nafas beberapa saat dan berucap dengan senyuman ringan.


            “....?” Aeldra memiringkan kepala menunggu pernyataan Reia.


            “Beliau sudah tak bisa melakukan apapun karena keserakahan kalian pada bumi ini. Malah faktanya aku lebih terkejut jika dirinya bisa bertahan sampai satu bulan yang lalu.”


            “Satu bulan ..., yang lalu?” Lapis bertanya pelan dengan kedua bola mata terbelalak lebar.


Kedua tangan Aeldra pun ikut bergemetar setelah mengetahui fakta mengejutkan yang dikeluarkan Reia, lalu menggeram dengan senyuman yang dipaksakkan.


            “Begitu, sekarang masuk akal semuanya ....”


Tak hanya mereka berdua, tapi Hardy dan yang lainnya juga terkejut mendengar pernyataan Reia. Ratu Alysha bahkan sampai menutup mulut dengan kedua tangannya.


“Kakak ...? Tapi itu tidak-mungkin, dia ...,” Ratu Alysha bertanya dengan raut wajah bingung seolah tak mempercayai ucapan Reia.


“....” Reia hanya memasang wajah datar di saat ekspresi keterkejutan dari sekitar tertuju padanya. Dan pada akhirnya, dia mulai menyentuh dahi sambil menggeram kesal.


“Astaga sekarang aku harus cerita yang lain lagi!? Tentang bagaimana beliau bisa menjadi Earthesia!?”


“....”


“Un-untuk sekarang kami takkan bertanya lebih lanjut tentang masalah itu. Sekarang kau bisa melanjutkan ceritamu sebelumnya,” cemas Hardy menatap Reia, meski sangat terlihat jelas dari wajahnya jika dia juga ingin mengetahuinya.


            “Baiklah, lalu sampai mana tadi ..., aku jadi lupa.” Reia menatap langit-langit ruangan terlihat mengingat-ingat.


            “Sampai para Dewi Penjaga yang tersiksa karena peperangan keturunan Abujaan.” Annisa mengeluarkan suara.


            “Ah yah sampai sana.”


            “Ehem ..., melihat tersiksanya para Dewi Penjaga, Sang Pencipta pun mengutus beberapa malaikat tingkat tingginya untuk mendampingi para Dewi Penjaga untuk membujuk keturunan Abujaan agar menghentikan peperangan yang tak kunjung usai.”


            “....”


            “Tapi tak seperti leluhurnya, mereka yang sudah terbutakan akan kekuatan dan kekuasaan menolak mentah-mentah permintaan Dewi Penjaga. Lebih buruk dari itu, mereka juga bahkan berniat menaklukkan seluruh akhirat.


Sang Pencipta pun murka karena melihat kearogan Keturunan Abujaan. Dia memerintahkan ribuan bahkan jutaan lebih Malaikat Tingkat Tinggi untuk menyerang seluruh kerajaan ras nigerignis, kecuali kerajaan termuda mereka yang berada di akhirat.”


Malaikat Tingkat Tinggi, siapa mereka? Apa kau juga termasuk? Apa mereka kuat sepertimu?” Reeslevia bertanya dalam batinnya.


Menjawab, mereka adalah malaikat satu tingkat di bawah 10 Malaikat Utama. Membantah, jelas jika diriku tidak termasuk. Menjelaskan, tidak lebih dari 2,78% mereka mengeluarkan kekuatannya, itu sudah lebih dari cukup untuk membuat diriku binasa.”


“...!??” Reeslevia membelalakan kedua bola matanya dengan seluruh tubuh bergemetar yang bukan main. Tapi itu tak terlalu lama sampai Reia kembali berucap melanjutkan ceritanya.


“Bahkan bagi mereka pun kekuatan malaikat tingkat tinggi terlalu kuat, meski sudah dengan teknologi yang super canggih. Lalu dalam waktu singkat, peperangan itu pun berubah menjadi pembantaian satu pihak.


Raja muda dari kerajaan termuda di akhirat hanya bisa menangis melihat sejenisnya yang satu per satu dibinasakan oleh malaikat tingkat tinggi. Dia tak berani bahkan tak mampu melawan.”


“Maksudmu Raja dari Kerajaan Akhirat itu? Tapi kenapa dia tidak tergoda seperti yang lainnya,” tanya Haikal.


“Karena saat itu dia memiliki hati yang bersih seperti leluhurnya, Abujaan. Dia memiliki kebaikan serta pengetahuan yang banyak meski umurnya masih ratusan tahun. Bahkan dikatakan juga jika dia amat sangat menghormati Abujaan, hingga nama belakangnya saja menggunakan nama depan Abujaan.”


“....Begitu,” angguk Haikal.


“Namanya? Kakak bilang namanya seperti Abujaan, kan?” Seica bertanya dengan senyuman. Tanda sedikit bahagia setelah mendengar jika keturunan Abujaan ada yang masih memiliki sifat seperti itu.


Tapi senyuman Seica itu dibalas senyuman kecil oleh Reia yang seolah menunjukkan kesedihan, lalu berucap dengan nada suara pelan dengan kedua mata terpejam.


“Nama raja muda itu adalah.... Izalila Filius Lucian ...,”.


“....” Keheningan kembali merangkul seluruh penghuni ruangan dengan senyuman kecil seperti Seica. Meski langsung hancur karena celetukan suara yang terdengar bergetar dan dipenuhi emosi kuat.


“Lucifer ...!” Aeldra yang menggeram sambil memperlihatkan kemurkaannya seolah mewarisi dendam dari sosok yang berdiam diri dalam tubuhnya.


“....!!” lagi-lagi tatapan terkejut kembali dikeluarkan seluruh penghuni ruangan, terkecuali Reia. Kali ini tatapan terkejut mereka bukan ditunjukkan pada Reia, melainkan pada Aeldra.


Reia mulai membuka matanya, lekas menyunggingkan senyuman kecil dan berucap dengan nada pelan dengan tatapan tertuju pada sekitarnya.


“Ya..., dia adalah Raja Iblis Kedua yang masih amat amat sangat muda.”


“....!?!”


“Nah, sekarang kita akan memasuki inti ceritanya. Tentang hubungan Lucifer, Naga Kembar Akhirat yakni Havia dan Wilfea, lalu tentang Tiga Pahlawan Besar yang berhubungan erat denganku, Kiril, dan Lapis ...,” senyum Reia kembali menutup matanya beberapa saat.



***

No comments:

Post a Comment