Title: Iris Dragon 3
Genre: Action, Fantasy, Romance, Drama, Superpower.
Author: R Lullaby
Status: Ongoing
Chapter 8
Cerita Masa Lalu II
Chapter 8
Ketegangan nampak
terasa di ruangan yang menjadi tempat pembicaraan Hardy dan yang lainnya.
Seluruh tatapan tertuju pada Reia yang masih bersandar pada dinding bangunan
dengan kedua mata tertetutup.
“Kita masuk ke asal usul terciptanya
ras manusia, meski kalian pasti sudah mengetahui hal ini, kan? Tentang Adam dan Eve,” senyum Reia melepas punggung dari dinding di belakangnya,
lalu merenggangkan kedua tangannya ke atas seolah melakukan perenggangan.
“Ya. Tentang mereka yang pertama
kalinya melanggar perintah Tuhan yang memakan buah surga?” Alyshial menjawab
dengan sedikit anggukkan kepala.
“Benar, tapi baguslah. Karena dengan
begini aku bisa lebih mudah menjelaskan kelanjutan ceritanya,” senyum Reia
dengan senyuman melebar hingga terlihat barisan giginya yang berwarna putih
bersih dan begitu indah.
“.....” Sekitarnya hanya tetap diam
sambil terus memberikan perhatiannya. Kecuali Lapis yang sesekali melirik
lelaki yang ia cintai.
“Berakhirnya Ras Nigerignis di dunia
fana, ribuan, jutaan, bahkan milyaran tahun terlewat. Melupakan masa lalu kelam
baginya, Izalila pun tinggal di akhirat bersama para malaikat sambil terus
memanjatkan doa pada Sang Pencipta. Karena hal itu, dia diangkat menjadi salah
satu malaikat utama karena senantiasa menuruti segala perintah Sang Pencipta.”
Reia menjelaskan sambil kembali bersandar pada dinding di belakangnya.
“.....”
“Tidak hanya itu, dia juga dianggap
sebagai pemimpin dari para malaikat karena sikapnya. Tapi ..., itu tak
berlangsung lama sampai Sang Pencipta memberikan pengumuman akan munculnya Adam
yang akan menjadi pemimpin di dunia fana.”
“Cerita
ini ..., aku sering mendengarnya di masa lalu,” batin Ratu Alysha sambil
terus memberikan tatapan cemas pada Reia.
“Dia memerintahkan seluruh malaikat
dan penghuni surga untuk tunduk di hadapan Adam. Tapi ....”
“Hanya Izalila seorang yang tak
ingin menundukkan kepalanya...,” Ratu Alysha seolah melanjutkan ucapan Reia
dengan cemas dan terdengar pelan. Kontan seluruh tatapan pun tertuju padanya.
“Ya ....” Reia menjawab dengan
senyuman kecil dengan mata terpejam sesaat sebelum akhirnya berucap melanjutkan
ucapan
“Lelaki itu berpikir, ‘jika bangsa
kami saja yang memiliki pengetahuan lebih tinggi dan mencapai puncak kejayaan
tidak bisa menjadi pemimpin dunia fana, apalagi dengan keturunan Adam nanti.
Mereka hanya akan merusak dunia fana dan kembali membuat tersiksa para dewi
penjaga.’”
“....!!”
“Murka melihat kearogan Izalila,
Sang Pencipta pun mengusirnya dari surga, dan Izalila tak keberatan akan hal
itu sebelum dia mengajukan satu permintaan terakhir pada Sang Pencipta.”
“Permintaan apa itu ...?” Annisa
bertanya dengan dengan nada suara pelan dan raut wajah kecemasan.
“Izalila meminta agar Sang Pencipta
membiarkan tindakannya yang ingin menggoda manusia agar jatuh ke dalam jurang
dosa. Dia ingin menarik para manusia berdosa ke dalam neraka bersama dengan
dirinya.”
“.....” Sekitarnya berwajah cemas
akan pernyataan Reia itu, kecuali Aeldra. Dia hanya menutup mata sejak tadi
seolah mengingat masa lalu dari mahluk yang menghuni tubuhnya saat ini.
“Yah kalian pasti sudah tahu akan
cerita ini, tentang pengasingan iblis Lucifer dari surga. Sekarang kita masuk ke
cerita yang pasti kalian tak ketahui,” senyum Reia.
“Apa ini tentang nama yang kau
sebutkan tadi? Wilfea dan Havia?”
“Ya, tentang mereka yang amat sangat
menyukai ras manusia, khususnya untuk Naga Surga Havia yang sudah menganggap
mereka sebagai anak-anak mereka sendiri.”
“Naga surga Havia ...?” senyum Seica
bertanya menatap Reia dengan tatapan berbinar.
“Ya. Kalian sudah tau jika Adam dan
Eve melanggar perintah Tuhan, tapi apa kalian tahu kenapa mereka bisa sampai
melanggar seperti itu.”
“Itu karena hasutan Iblis atau
Lucifer pada Eve yang membuat keduanya melanggar perintah Tuhan ....” Ratu
Alysha menjawab dengan tatapan cemas pada Reia. Seluruh tatapan penghuni
ruangan tak terkecuali bagi Aeldra pun mulai tertuju padanya.
“Anda benar, Ratu Alysha. Tapi,
bagaimana Lucifer bisa masuk jika dia sendiri sudah ditendang dari surga ...?”
senyum Reia kembali bertanya dengan kepala sediki memiring.
“....” Ratu Alysha terdiam tak bisa
menjawab. Tatapan sekitar kembali tertuju pada Reia yang masih menyunggingkan
senyuman.
“ ‘aku telah salah, Havia. Kini aku
kembali berniat menundukkan kepalaku pada mereka, jadi biarkan aku masuk.’
Mungkin seperti itu katanya, yah?” senyum Reia lalu melirik Aeldra.
“Ya, benar. Yang membawa masuk
Lucifer ke dalam surga adalah ..., Naga Surga Havia. Sebelum menghasut Adam dan
Eve, iblis itu menghasut Havia terlebih dahulu agar membiarkannya masuk ke
dalam surga, dan menggoda Adam dan Eve.” Aeldra berucap seakan melanjutkan
penjelasan Reia.
“...!!” Keterkejutan kembali nampak dari
wajah orang-orang yang menghuni ruangan tersebut.
“Mengetahui kesalahan yang telah ia
lakukan, beliau diliputi emosi yang belum pernah ia miliki sebelumnya.
Dikhianati oleh sahabatnya, Lucifer. Lalu diliputi rasa balas dendam padanya,”
jelas Reia kembali.
“Dari kejadian itu juga Havia
mendapatkan satu fakta dari umat yang ia kasihinya itu. Dia sadar jika umat
manusia akan mudah tergoda oleh bujukan Lucifer, lalu jika dibiarkan seperti
itu terus maka kebanyakan manusia akan ikut bersama dengan Lucifer untuk
menghuni neraka.”
“.....”
“Demi menyelamatkan umat yang ia
kasihi, Havia pun meninggalkan surga, berniat membalaskan dendam pada Lucifer
dan sekaligus ingin memusnahkan umat manusia.”
“Me-memusnahkan!? Bukankah dia
sangat mencintai umat kita!?” tanya Annisa dengan nada suara yang terdengar
bergetar seolah ketakutan.
“Dia ingin menyelamatkan kalian,
mencegah rencana Lucifer yang ingin menarik kalian bersamanya ke dalam neraka.
Faktanya, kematian benar-benar tak seberapa jika dibandingkan dengan tinggal di
neraka,” senyum kecil Reia.
“Ta-tapi bagaimana dengan tanggapan
Sang Pencipta akan tindakannya itu ...?” tanya Alysha cemas.
“Tentu
saja tindakan Havia ini membuat Tuhan murka karena telah melalaikan tugasnya
sebagai hewan penjaga surga, hingga Dia pun memberikan hukuman padanya.”
“Hukuman
...?” Lapis bertanya pelan dengan ekspresi sedikit was-was.
Reia
yang melihat wajah Lapis seperti itu hanya sedikit menyunggingkan senyuman
sebelum akhirnya berucap menjawab pertanyaan.
“Hukuman
yang sama seperti Lucifer, dia takkan pernah bisa lagi kembali ke surga, dengan
kata lain ..., diusir. Selain itu Naga penjaga surga Havia yang dikagumi
seluruh malaikat itu berubah menjadi naga kebatilan. Segala bentuk energi
kebatilan di dunia fana akan berkumpul padanya, membuatnya bertambah kuat.”
“...
La-lalu bagaimana selanjutnya? Apa yang Naga Havia lakukan setelah itu?” tanya
Alyshial dengan cemas.
“Setelah
dia pergi dari surga dan akhirat, dia langsung pergi ke dunia fana. Pertama
kali Naga Surga Havia turun ke dunia, dia merubah namanya menjadi Naga
Kebatilan Havoc. Dan, itu semua atas perintah Sang Pencipta.
Lalu
tanpa peringatan dia datang menyerang, dan memporak-porandakan kerajaan mantan
sahabatnya di dunia fana seorang diri,” Reia menjelaskan dengan ekspresi wajah
keseriusan.
“...,
seorang diri ...!?” Rina membelalakkan kedua bola matanya sangat lebar.
“Ya,
dan karena tindakannya itu, Naga Surga Havoc mendapat gelar sebagai ..., Raja
Iblis Ketiga,” senyum kecil Reia dengan mata terpejam beberapa saat.
***
Ekspresi
wajah cemas dan keterkejutan masih terlihat di sekitar Reia. Seluruh tatapan
tertuju pada Reia tak terkecuali bagi Aeldra dan Lapis.
Keheningan
juga menyelimuti ruangan itu setelah ucapan Reia sebelumnya. Tapi itu langsung
terpecahkan dengan pertanyaan Ratu Alysha dengan nada cukup gugup.
“Mu-mungkinkah
dia ayah angkat dari Raja Iblis Gehena? Karena apa yang kutahu jika Raja Iblis
Keempat adalah seorang Dragon Slayer seperti Kak Salbina?”
“Ya,
dia ayah angkatnya. Tapi membahas cerita itu nanti saja, sekarang kita kembali
ke topik awalnya.... Setelah membalaskan dendam pada Lucifer, menurut kalian
apa yang selanjutnya ingin dilakukan Havoc?”
“Me-memusnahkan
umat manusia ...?” tanya Seica pelan dengan nada gugup yang ketakutan.
“Ya
..., tapi naga surga kembarannya pun turun dari bumi berniat menghentikan
rencana adiknya.”
“Naga
Wilfere?” tanya Lapis pelan sambil sesekali melirik Aeldra.
“Ya
Naga Wilfea. Nama Wilfere adalah nama yang ia gunakan di dunia fana.”
“....”
Lapis menganggukkan kepala terlihat paham.
“Lalu
bagaimana, apa dia bisa dihentikan?” tanya Alyshial cemas yang juga sesekali
melirik Aeldra.
“Mustahil
yah, setelah perasaan kasih sayang yang amat besar pada umat manusia, Havoc
sudah membulatkan tekadnya. Dan, pertarungan naga kembar pun terjadi hingga
membuat dunia fana menjadi gempar.”
“La-lalu
bagiamana dunia saat itu ...?” Annisa bertanya ketakutan.
“Sangat
buruk, dunia kalian yang menjadi tempat pertarungan mereka benar-benar menuju
kehancuran jika pertarungan mereka terus diteruskan.”
“Tapi
ada Sang Pencipta kan beserta dengan Malaikatnya yang super kuat!?” senyum
Seica yang terlihat seolah menguatkan diri.
“Ya
memang ada mereka, tapi bagi Malaikat tingkat tinggi pun belum tentu bisa
menghentikan perang dahsyat dari mahluk terkuat itu. Akhinya Sang Pencipta pun
memutuskan untuk memberikan bantuan yang lain.”
“Ap-apa
itu ...?” tanya Hardy pelan dengan ekspresi wajah keseriusan.
“Mereka
adalah tiga pahlawan dari tiga dunia.” Reia menjawab dengan tatapan keseriusan kembali
pada sekitarnya.
““Tiga
pahlawan ...?”” ucap seluruh penghuni ruangan di sana kecuali Aeldra yang
menyungginkan senyuman kecil.
“Ya,
tiga pahlawan. Yang pertama adalah ..., ayah kami dari Dunia Luna. Satu-satunya
Demigod yang mewarisi kehendak Dewi Penjaga Lunashia, pahlawan dari segala
pahlawan yang kami kagumi dan cintai ...., Sleazer
Ren.”
“....”
“Lalu
yang kedua adalah ..., ibunda dari Kiril dan Chalica yang berasal dari Dunia
Auora. Ancient Fairy terkuat dalam
sejarah dunia mereka, dan satu-satunya mahluk yang mengemban gelar ‘Dea’ karena kekuatannya yang membuat
Para Dewi Penjaga ketakutan. Penyelamat Dunia Aurora ...., Charlotte Sena Wispforest.” jelas Reia menutup mata beberapa saat.
“....”
Keheningan datang bercampur dengan tatapan takjub yang terlihat dari mereka,
tubuh mereka bergemetar, hati mereka berdetak sangat cepat. Sadar jika
orang-orang yang disebutkan oleh Reia sebelumnya memiliki kekuatan yang amat
sangat jauh di atas mereka. Tapi itu tak terlalu lama sampai Reia melanjutkan
ucapan.
“Dan
yang terakhir adalah ..., harapan terakhir dunia kalian, Dunia Earthesia. Dia
juga mewarisi kehendak dari Dewi penjaga dengan kata lain Halsy Aeldra. Tak
diragukan lagi jika dia adalah mahluk terkuat di dunia ini, dan nama pahlawan
itu adalah .... Lievesley –“
JELEGARRR!!!
Ledakan
terdengar keras tiba-tiba terdengar di dekat mereka hingga membuat lantai
bangunan bergetar, merasakan ledakan yang berasal dari bangunan yang sama.
Kecemasan
langsung tersungging di wajah beberapa orang yang menghuni ruangan tersebut.
Reia
menghentikan ucapan, lekas berbalik melewati pintu keluar. Diikuti oleh Aeldra,
Lapis, dan Alyshial. Sisanya tetap berwajah cemas sambil melihat jendela
keluar, berniat mengamati keadaan.
Arah
ledakan itu berasal dari ruangan timur dari bangunan yang kini ditempati oleh
Aeldra dan yang lainnya. Ruangan yang menjadi tempat beristirahatnya Selenia.
Ketakutan
mulai menjalar di tubuh Lapis yang memikirkan kemungkinan terburuk akan keadaan
gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya.
Tapi,
sesampainya mereka di sana, dan membuka pintu ruangan tempat Nia beristirahat.
Keputusasaan mulai menjalar ke seluruh tubuh Aeldra, Lapis dan Alyshial.
Tatapan kosong mereka berikan saat melihat kejadian yang benar-benar tak pernah
ia duga di depannya.
Dinding
bangunan terlihat hancur berantakan akibat ulah seseorang, hingga menghubungkan
dengan dunia luar. Di sana terlihat Chaca yang melayang terbang sambil
memberikan tatapan tajam dan berisi kemurkaan pada seseorang. Itu pertama
kalinya bagi Lapis dan Alyshial melihat ekspresi wajah gadis itu.
Tapi
bukan itu yang membuat Lapis bergemetar diliputi keputusaan, membuat Alyshial
menitiskan air mata penuh kesedihan, dan membuat Aeldra menukikkan alis
dipenuhi kemarahan.
Dekat
dengan tempat tidur berkain putih, Nia terlihat berdiri menutup mata dengan
senyuman lega. Pedang merah marun dialiri listrik merah menembus tubuhnya,
dadanya, jantungnya hingga darah merah segar membasahi pakaian tidurnya yang
berwarna putih.
Semua
orang di sana sadar jika gadis berambut hitam itu sudah tak bernyawa, dan
pelaku yang memberikan tusukan itu adalah Leia yang juga memberikan tatapan
kemurkaan pada mayat Selenia, seperti
halnya tatapan Chaca padanya.
Sambil
menarik pedangnya dari tubuh Selenia yang mulai terjatuh dan tergeletak di atas
lantai. Leia semakin menukikkan alisnya, hingga sedikit menitiskan air mata
penuh emosi, dan berucap dengan nada suara yang bergetar.
“Hanya
dirimu ..., yang takkan pernah kumaafkan!”
***
No comments:
Post a Comment