Saturday, 18 August 2018

Chapter 8

Title: Iris Dragon 3
Genre: Action, Fantasy, Romance, Drama, Superpower.
Author: R Lullaby
Status: Ongoing


Chapter 8
Cerita Masa Lalu II


Ketegangan nampak terasa di ruangan yang menjadi tempat pembicaraan Hardy dan yang lainnya. Seluruh tatapan tertuju pada Reia yang masih bersandar pada dinding bangunan dengan kedua mata tertetutup.



            “Kita masuk ke asal usul terciptanya ras manusia, meski kalian pasti sudah mengetahui hal ini, kan? Tentang Adam dan Eve,” senyum Reia melepas punggung dari dinding di belakangnya, lalu merenggangkan kedua tangannya ke atas seolah melakukan perenggangan.


            “Ya. Tentang mereka yang pertama kalinya melanggar perintah Tuhan yang memakan buah surga?” Alyshial menjawab dengan sedikit anggukkan kepala.


            “Benar, tapi baguslah. Karena dengan begini aku bisa lebih mudah menjelaskan kelanjutan ceritanya,” senyum Reia dengan senyuman melebar hingga terlihat barisan giginya yang berwarna putih bersih dan begitu indah.


            “.....” Sekitarnya hanya tetap diam sambil terus memberikan perhatiannya. Kecuali Lapis yang sesekali melirik lelaki yang ia cintai.


            “Berakhirnya Ras Nigerignis di dunia fana, ribuan, jutaan, bahkan milyaran tahun terlewat. Melupakan masa lalu kelam baginya, Izalila pun tinggal di akhirat bersama para malaikat sambil terus memanjatkan doa pada Sang Pencipta. Karena hal itu, dia diangkat menjadi salah satu malaikat utama karena senantiasa menuruti segala perintah Sang Pencipta.” Reia menjelaskan sambil kembali bersandar pada dinding di belakangnya.


            “.....”


            “Tidak hanya itu, dia juga dianggap sebagai pemimpin dari para malaikat karena sikapnya. Tapi ..., itu tak berlangsung lama sampai Sang Pencipta memberikan pengumuman akan munculnya Adam yang akan menjadi pemimpin di dunia fana.”


            “Cerita ini ..., aku sering mendengarnya di masa lalu,” batin Ratu Alysha sambil terus memberikan tatapan cemas pada Reia.


            “Dia memerintahkan seluruh malaikat dan penghuni surga untuk tunduk di hadapan Adam. Tapi ....”


            “Hanya Izalila seorang yang tak ingin menundukkan kepalanya...,” Ratu Alysha seolah melanjutkan ucapan Reia dengan cemas dan terdengar pelan. Kontan seluruh tatapan pun tertuju padanya.


            “Ya ....” Reia menjawab dengan senyuman kecil dengan mata terpejam sesaat sebelum akhirnya berucap melanjutkan ucapan


            “Lelaki itu berpikir, ‘jika bangsa kami saja yang memiliki pengetahuan lebih tinggi dan mencapai puncak kejayaan tidak bisa menjadi pemimpin dunia fana, apalagi dengan keturunan Adam nanti. Mereka hanya akan merusak dunia fana dan kembali membuat tersiksa para dewi penjaga.’”


            “....!!”


            “Murka melihat kearogan Izalila, Sang Pencipta pun mengusirnya dari surga, dan Izalila tak keberatan akan hal itu sebelum dia mengajukan satu permintaan terakhir pada Sang Pencipta.”


            “Permintaan apa itu ...?” Annisa bertanya dengan dengan nada suara pelan dan raut wajah kecemasan.


            “Izalila meminta agar Sang Pencipta membiarkan tindakannya yang ingin menggoda manusia agar jatuh ke dalam jurang dosa. Dia ingin menarik para manusia berdosa ke dalam neraka bersama dengan dirinya.”


            “.....” Sekitarnya berwajah cemas akan pernyataan Reia itu, kecuali Aeldra. Dia hanya menutup mata sejak tadi seolah mengingat masa lalu dari mahluk yang menghuni tubuhnya saat ini.


            “Yah kalian pasti sudah tahu akan cerita ini, tentang pengasingan iblis Lucifer dari surga. Sekarang kita masuk ke cerita yang pasti kalian tak ketahui,” senyum Reia.


            “Apa ini tentang nama yang kau sebutkan tadi? Wilfea dan Havia?”


            “Ya, tentang mereka yang amat sangat menyukai ras manusia, khususnya untuk Naga Surga Havia yang sudah menganggap mereka sebagai anak-anak mereka sendiri.”


            “Naga surga Havia ...?” senyum Seica bertanya menatap Reia dengan tatapan berbinar.


            “Ya. Kalian sudah tau jika Adam dan Eve melanggar perintah Tuhan, tapi apa kalian tahu kenapa mereka bisa sampai melanggar seperti itu.”


            “Itu karena hasutan Iblis atau Lucifer pada Eve yang membuat keduanya melanggar perintah Tuhan ....” Ratu Alysha menjawab dengan tatapan cemas pada Reia. Seluruh tatapan penghuni ruangan tak terkecuali bagi Aeldra pun mulai tertuju padanya.


            “Anda benar, Ratu Alysha. Tapi, bagaimana Lucifer bisa masuk jika dia sendiri sudah ditendang dari surga ...?” senyum Reia kembali bertanya dengan kepala sediki memiring.


            “....” Ratu Alysha terdiam tak bisa menjawab. Tatapan sekitar kembali tertuju pada Reia yang masih menyunggingkan senyuman.


            “ ‘aku telah salah, Havia. Kini aku kembali berniat menundukkan kepalaku pada mereka, jadi biarkan aku masuk.’ Mungkin seperti itu katanya, yah?” senyum Reia lalu melirik Aeldra.


            “Ya, benar. Yang membawa masuk Lucifer ke dalam surga adalah ..., Naga Surga Havia. Sebelum menghasut Adam dan Eve, iblis itu menghasut Havia terlebih dahulu agar membiarkannya masuk ke dalam surga, dan menggoda Adam dan Eve.” Aeldra berucap seakan melanjutkan penjelasan Reia.


            “...!!” Keterkejutan kembali nampak dari wajah orang-orang yang menghuni ruangan tersebut.


            “Mengetahui kesalahan yang telah ia lakukan, beliau diliputi emosi yang belum pernah ia miliki sebelumnya. Dikhianati oleh sahabatnya, Lucifer. Lalu diliputi rasa balas dendam padanya,” jelas Reia kembali.


            “Dari kejadian itu juga Havia mendapatkan satu fakta dari umat yang ia kasihinya itu. Dia sadar jika umat manusia akan mudah tergoda oleh bujukan Lucifer, lalu jika dibiarkan seperti itu terus maka kebanyakan manusia akan ikut bersama dengan Lucifer untuk menghuni neraka.”


            “.....”


            “Demi menyelamatkan umat yang ia kasihi, Havia pun meninggalkan surga, berniat membalaskan dendam pada Lucifer dan sekaligus ingin memusnahkan umat manusia.”


            “Me-memusnahkan!? Bukankah dia sangat mencintai umat kita!?” tanya Annisa dengan nada suara yang terdengar bergetar seolah ketakutan.


            “Dia ingin menyelamatkan kalian, mencegah rencana Lucifer yang ingin menarik kalian bersamanya ke dalam neraka. Faktanya, kematian benar-benar tak seberapa jika dibandingkan dengan tinggal di neraka,” senyum kecil Reia.


            “Ta-tapi bagaimana dengan tanggapan Sang Pencipta akan tindakannya itu ...?” tanya Alysha cemas.


“Tentu saja tindakan Havia ini membuat Tuhan murka karena telah melalaikan tugasnya sebagai hewan penjaga surga, hingga Dia pun memberikan hukuman padanya.”


“Hukuman ...?” Lapis bertanya pelan dengan ekspresi sedikit was-was.


Reia yang melihat wajah Lapis seperti itu hanya sedikit menyunggingkan senyuman sebelum akhirnya berucap menjawab pertanyaan.


“Hukuman yang sama seperti Lucifer, dia takkan pernah bisa lagi kembali ke surga, dengan kata lain ..., diusir. Selain itu Naga penjaga surga Havia yang dikagumi seluruh malaikat itu berubah menjadi naga kebatilan. Segala bentuk energi kebatilan di dunia fana akan berkumpul padanya, membuatnya bertambah kuat.”


“... La-lalu bagaimana selanjutnya? Apa yang Naga Havia lakukan setelah itu?” tanya Alyshial dengan cemas.


“Setelah dia pergi dari surga dan akhirat, dia langsung pergi ke dunia fana. Pertama kali Naga Surga Havia turun ke dunia, dia merubah namanya menjadi Naga Kebatilan Havoc. Dan, itu semua atas perintah Sang Pencipta.


Lalu tanpa peringatan dia datang menyerang, dan memporak-porandakan kerajaan mantan sahabatnya di dunia fana seorang diri,” Reia menjelaskan dengan ekspresi wajah keseriusan.


“..., seorang diri ...!?” Rina membelalakkan kedua bola matanya sangat lebar.


“Ya, dan karena tindakannya itu, Naga Surga Havoc mendapat gelar sebagai ..., Raja Iblis Ketiga,” senyum kecil Reia dengan mata terpejam beberapa saat.



***

           
Ekspresi wajah cemas dan keterkejutan masih terlihat di sekitar Reia. Seluruh tatapan tertuju pada Reia tak terkecuali bagi Aeldra dan Lapis.


Keheningan juga menyelimuti ruangan itu setelah ucapan Reia sebelumnya. Tapi itu langsung terpecahkan dengan pertanyaan Ratu Alysha dengan nada cukup gugup.


“Mu-mungkinkah dia ayah angkat dari Raja Iblis Gehena? Karena apa yang kutahu jika Raja Iblis Keempat adalah seorang Dragon Slayer seperti Kak Salbina?”


“Ya, dia ayah angkatnya. Tapi membahas cerita itu nanti saja, sekarang kita kembali ke topik awalnya.... Setelah membalaskan dendam pada Lucifer, menurut kalian apa yang selanjutnya ingin dilakukan Havoc?”


“Me-memusnahkan umat manusia ...?” tanya Seica pelan dengan nada gugup yang ketakutan.


“Ya ..., tapi naga surga kembarannya pun turun dari bumi berniat menghentikan rencana adiknya.”


“Naga Wilfere?” tanya Lapis pelan sambil sesekali melirik Aeldra.


“Ya Naga Wilfea. Nama Wilfere adalah nama yang ia gunakan di dunia fana.”


“....” Lapis menganggukkan kepala terlihat paham.


“Lalu bagaimana, apa dia bisa dihentikan?” tanya Alyshial cemas yang juga sesekali melirik Aeldra.


“Mustahil yah, setelah perasaan kasih sayang yang amat besar pada umat manusia, Havoc sudah membulatkan tekadnya. Dan, pertarungan naga kembar pun terjadi hingga membuat dunia fana menjadi gempar.”


“La-lalu bagiamana dunia saat itu ...?” Annisa bertanya ketakutan.


“Sangat buruk, dunia kalian yang menjadi tempat pertarungan mereka benar-benar menuju kehancuran jika pertarungan mereka terus diteruskan.”


“Tapi ada Sang Pencipta kan beserta dengan Malaikatnya yang super kuat!?” senyum Seica yang terlihat seolah menguatkan diri.


“Ya memang ada mereka, tapi bagi Malaikat tingkat tinggi pun belum tentu bisa menghentikan perang dahsyat dari mahluk terkuat itu. Akhinya Sang Pencipta pun memutuskan untuk memberikan bantuan yang lain.”


“Ap-apa itu ...?” tanya Hardy pelan dengan ekspresi wajah keseriusan.


“Mereka adalah tiga pahlawan dari tiga dunia.” Reia menjawab dengan tatapan keseriusan kembali pada sekitarnya.


““Tiga pahlawan ...?”” ucap seluruh penghuni ruangan di sana kecuali Aeldra yang menyungginkan senyuman kecil.


“Ya, tiga pahlawan. Yang pertama adalah ..., ayah kami dari Dunia Luna. Satu-satunya Demigod yang mewarisi kehendak Dewi Penjaga Lunashia, pahlawan dari segala pahlawan yang kami kagumi dan cintai ...., Sleazer Ren.”


“....”


“Lalu yang kedua adalah ..., ibunda dari Kiril dan Chalica yang berasal dari Dunia Auora. Ancient Fairy terkuat dalam sejarah dunia mereka, dan satu-satunya mahluk yang mengemban gelar ‘Dea’ karena kekuatannya yang membuat Para Dewi Penjaga ketakutan. Penyelamat Dunia Aurora ...., Charlotte Sena Wispforest.” jelas Reia menutup mata beberapa saat.


“....” Keheningan datang bercampur dengan tatapan takjub yang terlihat dari mereka, tubuh mereka bergemetar, hati mereka berdetak sangat cepat. Sadar jika orang-orang yang disebutkan oleh Reia sebelumnya memiliki kekuatan yang amat sangat jauh di atas mereka. Tapi itu tak terlalu lama sampai Reia melanjutkan ucapan.


“Dan yang terakhir adalah ..., harapan terakhir dunia kalian, Dunia Earthesia. Dia juga mewarisi kehendak dari Dewi penjaga dengan kata lain Halsy Aeldra. Tak diragukan lagi jika dia adalah mahluk terkuat di dunia ini, dan nama pahlawan itu adalah .... Lievesley –“


JELEGARRR!!!


Ledakan terdengar keras tiba-tiba terdengar di dekat mereka hingga membuat lantai bangunan bergetar, merasakan ledakan yang berasal dari bangunan yang sama.


Kecemasan langsung tersungging di wajah beberapa orang yang menghuni ruangan tersebut.


Reia menghentikan ucapan, lekas berbalik melewati pintu keluar. Diikuti oleh Aeldra, Lapis, dan Alyshial. Sisanya tetap berwajah cemas sambil melihat jendela keluar, berniat mengamati keadaan.


Arah ledakan itu berasal dari ruangan timur dari bangunan yang kini ditempati oleh Aeldra dan yang lainnya. Ruangan yang menjadi tempat beristirahatnya Selenia.


Ketakutan mulai menjalar di tubuh Lapis yang memikirkan kemungkinan terburuk akan keadaan gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya.


Tapi, sesampainya mereka di sana, dan membuka pintu ruangan tempat Nia beristirahat. Keputusasaan mulai menjalar ke seluruh tubuh Aeldra, Lapis dan Alyshial. Tatapan kosong mereka berikan saat melihat kejadian yang benar-benar tak pernah ia duga di depannya.


Dinding bangunan terlihat hancur berantakan akibat ulah seseorang, hingga menghubungkan dengan dunia luar. Di sana terlihat Chaca yang melayang terbang sambil memberikan tatapan tajam dan berisi kemurkaan pada seseorang. Itu pertama kalinya bagi Lapis dan Alyshial melihat ekspresi wajah gadis itu.


Tapi bukan itu yang membuat Lapis bergemetar diliputi keputusaan, membuat Alyshial menitiskan air mata penuh kesedihan, dan membuat Aeldra menukikkan alis dipenuhi kemarahan.


Dekat dengan tempat tidur berkain putih, Nia terlihat berdiri menutup mata dengan senyuman lega. Pedang merah marun dialiri listrik merah menembus tubuhnya, dadanya, jantungnya hingga darah merah segar membasahi pakaian tidurnya yang berwarna putih.


Semua orang di sana sadar jika gadis berambut hitam itu sudah tak bernyawa, dan pelaku yang memberikan tusukan itu adalah Leia yang juga memberikan tatapan kemurkaan pada mayat Selenia,  seperti halnya tatapan Chaca padanya.


Sambil menarik pedangnya dari tubuh Selenia yang mulai terjatuh dan tergeletak di atas lantai. Leia semakin menukikkan alisnya, hingga sedikit menitiskan air mata penuh emosi, dan berucap dengan nada suara yang bergetar.


“Hanya dirimu ..., yang takkan pernah kumaafkan!”



***

No comments:

Post a Comment