Tittle: Exitium
Genre: Action, Romance, Drama, Superpower, Comedy, Fantasy
Author: r lullaby
Status: Ongoing
Epilog
Perbatasan
di gerbang selatan Kota Aldosta, dekat dengan pusat Kerajaan Angelwish. Kereta
kuda Lapis terlihat memasuki gerbang dengan berbagai sambutan mewah yang mereka
dapatkan. Tak aneh mengingat jika kedua penumpang di dalam kereta itu adalah tokoh
penting di masing-masing kerajaannya.
Melewati pemukiman penduduk dengan
jalan raya utama, Lapis dan kereta kudanya memasuki gerbang kedua yang
merupakan tempat tinggalnya para bangsawan.
Jauh di dalamnya ada gerbang
terakhir yang merupakan pusat sekolah yang terlihat seperti istana kerajaan,
meski jauh lebih kecil.
Tepat di depan gerbang itu terlihat
wanita berwarna rambut hijau seperti batu emerald, dan warna mata kuning
keemasan. Dia terlihat berdiri dan memakai seragam putih berpita biru.
Di belakangnya terlihat kumpulan siswa dan
siswi berpakian sama tapi memiliki berbagai macam warna pita di leher.
Kereta kuda Lapis berhenti. Lapis
dan Bella pun turun dari keretanya. Mereka berdua berjalan mendekati gadis
berambut hijau yang memancarkan aura berbeda dari sekitarnya itu.
“Orang yang menyuruh penduduk bersorak
juga itu ulahmu kan, Camilla.” Lapis
berucap sambil menompang tangan kanan pada pinggangnya. Sedikit memberikan
senyuman kekesalan pada gadis yang tetap mempertahankan senyuman indahnya.
“Bukankah ini terlalu berlebihan,
Putri Camilla? Bahkan sampai anda sendiri datang menyambut kami.” Bella ikut
berucap dengan senyuman kecil dan sedikit cemas.
“Ah itu tak bisa, Lapis, Bellarista.
Aku harus bersikap sopan pada kalian. Selain sebagai pelajar di sini, kalian
juga merupakan tamu kehormatan Kerajaan Angelwish.” Gadis berambut hijau bernama
Camilla itu berucap dengan nada suara lembut. Sedikit menundukkan kepala di
akhir ucapan.
“Aa-ahh, sudah hentikan ini. Kau membuatku
jijik. Tanpa kau bersikap seperti ini akan kukatakan semua yang kutau tentang fenomena
ganjil itu.”
“Seperti biasanya yah dari peringkat kelima
Lima Eksekutif Electus, Filie Ros. Cerdas dan penuh waspada ...,” senyum
Camilla dengan senyuman semakin melebar. Dia mengangkat tangan kanan ke atas
sambil berjalan mendekati Lapis dan Selenia.
Melihat perintah sang putri kerajaan, para
siswa di belakangnya pun mulai berbalik dan pergi kembali memasuki gerbang
melanjutkan aktifitas masing-masing.
“Kau ingin aku mengatakannya di
sini, Camilla?” tanya Lapis sedikit menghela nafas di akhir ucapan.
“Tidak ..., jangan mengatakan hal
bodoh.” Camilla berucap lalu memeluk Lapis dengan sangat erat, sedikit membuat
pipi Lapis memerah cukup terkejut karena tindakan sang putri yang anggun dan
rupawan itu.
Lalu dengan masih memeluk tubuh
Lapis itu, Camilla pun berucap dengan nada khawatir dan mata tertutup.
“Syukurlah kau baik-baik saja,
Lapis.”
“....” Lapis tetap diam tak menjawab
dan hanya bisa mengalihkan pandangan darinya.
“Mendengar bencana itu yang terjadi
di dekat dengan rutemu ke sekolah, membuat berbagai macam pikiran buruk hinggap
di kepalaku. Aku takut kau terlibat dengan gejala ganjil itu, Lapis.”
“Ka-kau terlalu berpikir
berlebihan,” pelan Lapis dengan pipi masih memerah. Dia juga terlihat masih mengalihkan
pandangan dari Camilla.
“....” Camilla hanya tertawa kecil
menyembunyikan mulut dengan jemari tangan kanannya setelah melihat Lapis yang
seperti itu..
“Syukurlah kau juga baik-baik saja,
Bella.” Camilla menatap Bella yang berdiri di belakang Lapis.
“Ah terima kasih, Kak Camilla.”
Bella membalas senyuman Camilla dengan sedikit menundukkan kepala memberi
hormat.
“Dibandingkan dengan informasi yang kau bawa,
keselamatan kalian yang sudah kuanggap sebagai adikku lebih berharga.”
“Jika Elisara mendengar hal ini, dia pasti benar-benar marah, Camilla.”
Lapis kembali menatap Camilla dengan senyuman kecil.
“Hahaha dia sedang tidak ada di
sini. Dia dan kelasnya sedang melalukan latihan ekspedisi di reruntuhan barat
daya Kota Rimanisa.”
“Ah benar, kami juga melewati kota itu
karena memutari padang pasir. Tapi kota itu terlihat lebih sepi dari biasanya,”
Bella berucap was-was.
“Ya itu juga laporan yang kudengar.
Maka dari itu Elisara dan regunya pergi untuk melakukan penyelidikan.”
“Ah begitu, untunglah kami tidak bertemu
di tengah jalan,” jelas Lapis sambil mulai melangkahkan kakinya.
“Hahaha, kau benar-benar tak cocok
dengan adikku yah, Lapis,” Camilla tertawa kecil mendengar pernyataan Lapis
sambil berjalan di samping kanannya.
“Aah aku tak tahan dengan perkataannya
yang selalu sombong,” kesal Lapis menutup mata.
“Tapi memang seperti itu kan
sifatnya Putri Elisara,” Bella ikut berucap sambil berjalan di samping kiri
Lapis.
“Memang benar sih. Sejak kecil sifat
sombongnya itu sudah mendarah daging ...,” senyum Camilla melirik Bella.
“Lalu ....” lanjut Camilla melirik
Lapis.
“Kenyataan Gunung Skyvia yang
terbelah benar-benar terjadi ....” Lapis berucap penuh kecemasan sambil
menggigit ibu jari.
“Si-siapa pelaku yang bisa melakukan
hal segila itu?” pelan Camilla bertanya.
“Berdasarkan rumor dari Desa Karot,
itu adalah ulah Sleazer berbentuk manusia dan memiliki sayap besar layaknya
kelelawar,” pelan Lapis memberikan tatapan penuh kecemasan pada Camilla.
“....” Camilla tak bisa menjawab
beberapa saat dan hanya menelan ludah dengan ekspresi wajah dipenuhi ketakutan.
“Sle-Sleazer kelas A– tidak,
mu-mungkin kelas S?” lanjut Camilla bertanya dengan suara terbata-bata.
“Kemungkinan besar.” Lapis menutup
kedua matanya sangat erat.
“....” Camilla hanya terdiam dengan
wajah membiru ketakutan, bagai akhir dunia sudah datang untuknya.
“Ta-tak ada satupun dari ras kita maupun
ras lainnya yang bisa melawan mahluk itu, ji-jika rumor itu benar. Sesepuh
Arina tak bisa bertarung lagi karena kondisinya yang terus memburuk .... Lalu ayahmu
....” Camilla kembali berucap dengan
suara mengecil dan menghilang sampai Bella menyanggah ucapannya.
“Ada satu rumor lagi jika Sleazer
itu sudah dipukul mundur oleh seseorang–“
“Si-siapa!?” Camilla langsung
bertanya dengan nada tinggi seolah diselimuti harapan besar.
“Ka-kami tidak pernah mendengarnya,
Kak. Mungkin jika Kakak yang seorang Alcholar mengetahuinya. Mereka
memanggilnya Pangeran Osis dari Kerajaan Osis.” Bella bertanya pelan melirik
Camilla.
“.... Aku tak pernah mendengar
kerajaan itu,” Camilla menggelengkan kepala dengan wajah penuh was-was.
“Sudah kuduga. Tapi kami mendapatkan
ciri-ciri pakaian yang ia kenakan. Dia memakai pakaian yang berbeda dengan
kita, terlihat dirancang dengan teknologi maju berwarna putih. Ada lambang
Kerajaan di dada kirinya. Itu yang kami dengar,” Lapis menjelaskan sambil
menyentuh dagu.
“Aku mengerti. Dalam waktu dekat
kami akan mengirimkan tim penyelidik khusus ke wilayah sekitar Gunung Skyvia.
Jika lelaki itu benar-benar ada di dataran ini,
maka tak diragukan lagi jika dia akan menjadi Pahlawan seperti Sesepuh Arina
dan Seven Arceluser lainnya.” Camilla terlihat memberikan tatapan keseriusan
pada Lapis dan Bella.
“....”
***
Di tempat lainnya yang jauh di bagian timur Benua Luna.
Kerajaan Rembulan Merah yang terkenal akan kekuatan tempurnya yang tak
tertandingi.
Lelaki bertubuh kekar dengan wajah menakutkan penuh luka
hasil pertempuran terlihat. Dia berjalan sangat cepat melewati puluhan penjaga
yang berdiri dengan sigap di ruang singgasana raja.
“Lapor, Ratu Xeria. Kami mendapatkan rumor jika –“
“Jangan membawa rumor tak jelas seperti itu padaku,
Budak!! Bawa aku kebenaran yang sesungguhnya jika kau tak ingin kepalamu
berakhir di atas tiang!” teriakan lantang dan menggema dari sang ratu langsung
terdengar di seluruh penjuru ruangan. Membuat seluruh prajurit, bahkan pembawa
pesan dari Kerajaan Angelwish bergetar ketakutan melihat sang ratu yang
lagi-lagi menunjukkan kemurkaan.
“Maafkan Hamba, Yang Mulia Ratu! Hamba akan lebih
berusaha keras,”
“Sialan! Apa panglima kerajaan juga tak berguna,” geram
sang ratu itu yang wajahnya tertutupi kain hitam.
Pakaian yang ia kenakan juga berwarna hitam seolah
melambangkan ratu kegelapan yang memiliki sifat mengerikan.
“Pergilah dan cari kebenaran sesungguhnya!! Tapi ingat,
jaga prinsip kita! Jika kau melanggar prinsip kita, tidak hanya kau, tapi
seluruh keluargamu akan kehilangan kepalanya!!” teriak kembali Ratu Xeria yang
dibumbui nada amarah yang dalam.
“Baik, Yang Mulia Ratu!!” panglima perang bergetar lalu
berdiri dan undur diri meninggalkan ruangan beserta bawahannya.
“Lalu, kau!! Sudah kukatakan berulang kali jika kami
takkan masuk dalam aliansi menggelikan milik kalian itu, jadi enyahlah!” murka
Ratu Xeria pada pembawa pesan itu.
Lalu setelah pembawa pesan, panglima dan para prajuritnya
keluar, sang ratu yang sebelumnya duduk dan memakai kain itu lekas berdiri.
Dia turun dari singgasanannya dan berjalan pelan menuju
jendela ruangan.
Dia melepas kainnya dan terlihatlah wajahnya yang sangat
familiar. Tak terduga jika wajah sang ratu yang terkenal bengis itu benar-benar
mirip, bahkan wajahnya itu seolah milik Asvia yang kini bersama dengan kelompok
Hanafi.
“Aaaah ..., jantungku benar-benar ingin copot barusan.
Sampai kapan aku harus berteriak dan marah-marah tak jelas seperti beliau.”
Gadis itu menghela nafas sebelum mengeluarkan pernyataan mengejutkannya.
“Aku benar-benar tak mengerti dengan pemikiran dari
Alchemist seperti beliau yang ingin terjun langsung melakukan penyelidikan.”
“....”
“Dia tiba-tiba pergi dan berteriak, ‘ramalan akhirnya
datang! Kau minum ramuan di atas meja kamarku dan jagalah kerajaan ini. Jika
dalam tiga bulan aku belum kembali, carilah aku.’. Aku yang hanya pelayan biasa
benar-benar tak mengerti, Putri.”
“....”
“Yah
tapi semoga kau baik-baik saja, Putri Xeria. Dan kumohon cepatlah kembali pulang
ke kerajaan ini dengan selamat. Kerajaan ini benar-benar membutuhkanmu.” Gadis
itu berucap dengan nada pelan sambil menyatukan kedua telapak tangan, seolah
sedang mendoakan seseorang yang dikagumi jauh di lubuk hatinya yang paling
dalam.
“.... Ta-tapi, Ramuan Pengubah Rupa ciptaannya benar-benar
menakjubkan. Bahkan menurutku ini sudah mendekati kesempurnaan,” lanjutnya
melirik cermin di samping kiri. Ekspresi kekhawatiran dan rasa kagum
benar-benar tercampur di wajahnya setelah melihat dia sendiri yang terlihat
sangat mirip dengan seseorang yang ia kagumi.
***
Perbatasan
di gerbang selatan Kota Aldosta, dekat dengan pusat Kerajaan Angelwish. Kereta
kuda Lapis terlihat memasuki gerbang dengan berbagai sambutan mewah yang mereka
dapatkan. Tak aneh mengingat jika kedua penumpang di dalam kereta itu adalah tokoh
penting di masing-masing kerajaannya.
Melewati pemukiman penduduk dengan
jalan raya utama, Lapis dan kereta kudanya memasuki gerbang kedua yang
merupakan tempat tinggalnya para bangsawan.
Jauh di dalamnya ada gerbang
terakhir yang merupakan pusat sekolah yang terlihat seperti istana kerajaan,
meski jauh lebih kecil.
Tepat di depan gerbang itu terlihat
wanita berwarna rambut hijau seperti batu emerald, dan warna mata kuning
keemasan. Dia terlihat berdiri dan memakai seragam putih berpita biru.
Di belakangnya terlihat kumpulan siswa dan
siswi berpakian sama tapi memiliki berbagai macam warna pita di leher.
Kereta kuda Lapis berhenti. Lapis
dan Bella pun turun dari keretanya. Mereka berdua berjalan mendekati gadis
berambut hijau yang memancarkan aura berbeda dari sekitarnya itu.
“Orang yang menyuruh penduduk bersorak
juga itu ulahmu kan, Camilla.” Lapis
berucap sambil menompang tangan kanan pada pinggangnya. Sedikit memberikan
senyuman kekesalan pada gadis yang tetap mempertahankan senyuman indahnya.
“Bukankah ini terlalu berlebihan,
Putri Camilla? Bahkan sampai anda sendiri datang menyambut kami.” Bella ikut
berucap dengan senyuman kecil dan sedikit cemas.
“Ah itu tak bisa, Lapis, Bellarista.
Aku harus bersikap sopan pada kalian. Selain sebagai pelajar di sini, kalian
juga merupakan tamu kehormatan Kerajaan Angelwish.” Gadis berambut hijau bernama
Camilla itu berucap dengan nada suara lembut. Sedikit menundukkan kepala di
akhir ucapan.
“Aa-ahh, sudah hentikan ini. Kau membuatku
jijik. Tanpa kau bersikap seperti ini akan kukatakan semua yang kutau tentang fenomena
ganjil itu.”
“Seperti biasanya yah dari peringkat kelima
Lima Eksekutif Electus, Filie Ros. Cerdas dan penuh waspada ...,” senyum
Camilla dengan senyuman semakin melebar. Dia mengangkat tangan kanan ke atas
sambil berjalan mendekati Lapis dan Selenia.
Melihat perintah sang putri kerajaan, para
siswa di belakangnya pun mulai berbalik dan pergi kembali memasuki gerbang
melanjutkan aktifitas masing-masing.
“Kau ingin aku mengatakannya di
sini, Camilla?” tanya Lapis sedikit menghela nafas di akhir ucapan.
“Tidak ..., jangan mengatakan hal
bodoh.” Camilla berucap lalu memeluk Lapis dengan sangat erat, sedikit membuat
pipi Lapis memerah cukup terkejut karena tindakan sang putri yang anggun dan
rupawan itu.
Lalu dengan masih memeluk tubuh
Lapis itu, Camilla pun berucap dengan nada khawatir dan mata tertutup.
“Syukurlah kau baik-baik saja,
Lapis.”
“....” Lapis tetap diam tak menjawab
dan hanya bisa mengalihkan pandangan darinya.
“Mendengar bencana itu yang terjadi
di dekat dengan rutemu ke sekolah, membuat berbagai macam pikiran buruk hinggap
di kepalaku. Aku takut kau terlibat dengan gejala ganjil itu, Lapis.”
“Ka-kau terlalu berpikir
berlebihan,” pelan Lapis dengan pipi masih memerah. Dia juga terlihat masih mengalihkan
pandangan dari Camilla.
“....” Camilla hanya tertawa kecil
menyembunyikan mulut dengan jemari tangan kanannya setelah melihat Lapis yang
seperti itu..
“Syukurlah kau juga baik-baik saja,
Bella.” Camilla menatap Bella yang berdiri di belakang Lapis.
“Ah terima kasih, Kak Camilla.”
Bella membalas senyuman Camilla dengan sedikit menundukkan kepala memberi
hormat.
“Dibandingkan dengan informasi yang kau bawa,
keselamatan kalian yang sudah kuanggap sebagai adikku lebih berharga.”
“Jika Elisara mendengar hal ini, dia pasti benar-benar marah, Camilla.”
Lapis kembali menatap Camilla dengan senyuman kecil.
“Hahaha dia sedang tidak ada di
sini. Dia dan kelasnya sedang melalukan latihan ekspedisi di reruntuhan barat
daya Kota Rimanisa.”
“Ah benar, kami juga melewati kota itu
karena memutari padang pasir. Tapi kota itu terlihat lebih sepi dari biasanya,”
Bella berucap was-was.
“Ya itu juga laporan yang kudengar.
Maka dari itu Elisara dan regunya pergi untuk melakukan penyelidikan.”
“Ah begitu, untunglah kami tidak bertemu
di tengah jalan,” jelas Lapis sambil mulai melangkahkan kakinya.
“Hahaha, kau benar-benar tak cocok
dengan adikku yah, Lapis,” Camilla tertawa kecil mendengar pernyataan Lapis
sambil berjalan di samping kanannya.
“Aah aku tak tahan dengan perkataannya
yang selalu sombong,” kesal Lapis menutup mata.
“Tapi memang seperti itu kan
sifatnya Putri Elisara,” Bella ikut berucap sambil berjalan di samping kiri
Lapis.
“Memang benar sih. Sejak kecil sifat
sombongnya itu sudah mendarah daging ...,” senyum Camilla melirik Bella.
“Lalu ....” lanjut Camilla melirik
Lapis.
“Kenyataan Gunung Skyvia yang
terbelah benar-benar terjadi ....” Lapis berucap penuh kecemasan sambil
menggigit ibu jari.
“Si-siapa pelaku yang bisa melakukan
hal segila itu?” pelan Camilla bertanya.
“Berdasarkan rumor dari Desa Karot,
itu adalah ulah Sleazer berbentuk manusia dan memiliki sayap besar layaknya
kelelawar,” pelan Lapis memberikan tatapan penuh kecemasan pada Camilla.
“....” Camilla tak bisa menjawab
beberapa saat dan hanya menelan ludah dengan ekspresi wajah dipenuhi ketakutan.
“Sle-Sleazer kelas A– tidak,
mu-mungkin kelas S?” lanjut Camilla bertanya dengan suara terbata-bata.
“Kemungkinan besar.” Lapis menutup
kedua matanya sangat erat.
“....” Camilla hanya terdiam dengan
wajah membiru ketakutan, bagai akhir dunia sudah datang untuknya.
“Ta-tak ada satupun dari ras kita maupun
ras lainnya yang bisa melawan mahluk itu, ji-jika rumor itu benar. Sesepuh
Arina tak bisa bertarung lagi karena kondisinya yang terus memburuk .... Lalu ayahmu
....” Camilla kembali berucap dengan
suara mengecil dan menghilang sampai Bella menyanggah ucapannya.
“Ada satu rumor lagi jika Sleazer
itu sudah dipukul mundur oleh seseorang–“
“Si-siapa!?” Camilla langsung
bertanya dengan nada tinggi seolah diselimuti harapan besar.
“Ka-kami tidak pernah mendengarnya,
Kak. Mungkin jika Kakak yang seorang Alcholar mengetahuinya. Mereka
memanggilnya Pangeran Osis dari Kerajaan Osis.” Bella bertanya pelan melirik
Camilla.
“.... Aku tak pernah mendengar
kerajaan itu,” Camilla menggelengkan kepala dengan wajah penuh was-was.
“Sudah kuduga. Tapi kami mendapatkan
ciri-ciri pakaian yang ia kenakan. Dia memakai pakaian yang berbeda dengan
kita, terlihat dirancang dengan teknologi maju berwarna putih. Ada lambang
Kerajaan di dada kirinya. Itu yang kami dengar,” Lapis menjelaskan sambil
menyentuh dagu.
“Aku mengerti. Dalam waktu dekat
kami akan mengirimkan tim penyelidik khusus ke wilayah sekitar Gunung Skyvia.
Jika lelaki itu benar-benar ada di dataran ini,
maka tak diragukan lagi jika dia akan menjadi Pahlawan seperti Sesepuh Arina
dan Seven Arceluser lainnya.” Camilla terlihat memberikan tatapan keseriusan
pada Lapis dan Bella.
“....”
***
Di tempat lainnya yang jauh di bagian timur Benua Luna.
Kerajaan Rembulan Merah yang terkenal akan kekuatan tempurnya yang tak
tertandingi.
Lelaki bertubuh kekar dengan wajah menakutkan penuh luka
hasil pertempuran terlihat. Dia berjalan sangat cepat melewati puluhan penjaga
yang berdiri dengan sigap di ruang singgasana raja.
“Lapor, Ratu Xeria. Kami mendapatkan rumor jika –“
“Jangan membawa rumor tak jelas seperti itu padaku,
Budak!! Bawa aku kebenaran yang sesungguhnya jika kau tak ingin kepalamu
berakhir di atas tiang!” teriakan lantang dan menggema dari sang ratu langsung
terdengar di seluruh penjuru ruangan. Membuat seluruh prajurit, bahkan pembawa
pesan dari Kerajaan Angelwish bergetar ketakutan melihat sang ratu yang
lagi-lagi menunjukkan kemurkaan.
“Maafkan Hamba, Yang Mulia Ratu! Hamba akan lebih
berusaha keras,”
“Sialan! Apa panglima kerajaan juga tak berguna,” geram
sang ratu itu yang wajahnya tertutupi kain hitam.
Pakaian yang ia kenakan juga berwarna hitam seolah
melambangkan ratu kegelapan yang memiliki sifat mengerikan.
“Pergilah dan cari kebenaran sesungguhnya!! Tapi ingat,
jaga prinsip kita! Jika kau melanggar prinsip kita, tidak hanya kau, tapi
seluruh keluargamu akan kehilangan kepalanya!!” teriak kembali Ratu Xeria yang
dibumbui nada amarah yang dalam.
“Baik, Yang Mulia Ratu!!” panglima perang bergetar lalu
berdiri dan undur diri meninggalkan ruangan beserta bawahannya.
“Lalu, kau!! Sudah kukatakan berulang kali jika kami
takkan masuk dalam aliansi menggelikan milik kalian itu, jadi enyahlah!” murka
Ratu Xeria pada pembawa pesan itu.
Lalu setelah pembawa pesan, panglima dan para prajuritnya
keluar, sang ratu yang sebelumnya duduk dan memakai kain itu lekas berdiri.
Dia turun dari singgasanannya dan berjalan pelan menuju
jendela ruangan.
Dia melepas kainnya dan terlihatlah wajahnya yang sangat
familiar. Tak terduga jika wajah sang ratu yang terkenal bengis itu benar-benar
mirip, bahkan wajahnya itu seolah milik Asvia yang kini bersama dengan kelompok
Hanafi.
“Aaaah ..., jantungku benar-benar ingin copot barusan.
Sampai kapan aku harus berteriak dan marah-marah tak jelas seperti beliau.”
Gadis itu menghela nafas sebelum mengeluarkan pernyataan mengejutkannya.
“Aku benar-benar tak mengerti dengan pemikiran dari
Alchemist seperti beliau yang ingin terjun langsung melakukan penyelidikan.”
“....”
“Dia tiba-tiba pergi dan berteriak, ‘ramalan akhirnya
datang! Kau minum ramuan di atas meja kamarku dan jagalah kerajaan ini. Jika
dalam tiga bulan aku belum kembali, carilah aku.’. Aku yang hanya pelayan biasa
benar-benar tak mengerti, Putri.”
“....”
“Yah
tapi semoga kau baik-baik saja, Putri Xeria. Dan kumohon cepatlah kembali pulang
ke kerajaan ini dengan selamat. Kerajaan ini benar-benar membutuhkanmu.” Gadis
itu berucap dengan nada pelan sambil menyatukan kedua telapak tangan, seolah
sedang mendoakan seseorang yang dikagumi jauh di lubuk hatinya yang paling
dalam.
“.... Ta-tapi, Ramuan Pengubah Rupa ciptaannya benar-benar
menakjubkan. Bahkan menurutku ini sudah mendekati kesempurnaan,” lanjutnya
melirik cermin di samping kiri. Ekspresi kekhawatiran dan rasa kagum
benar-benar tercampur di wajahnya setelah melihat dia sendiri yang terlihat
sangat mirip dengan seseorang yang ia kagumi.
***
jadi sebenernya asvia nih jahat apa baik wkwk
ReplyDeletesilahkan berasumsi ria wkwk
DeleteMasih di pantau
ReplyDeleteAkhirnya sang penyelamat jatuh cinta kepada penguasa.
yupps, lalu apakah sang penguasa juga mempunyai perasaan yg sama?
Deleteasvia itu tukang sandiwara, sok lugu ternyata.
ReplyDeleteYo sensei kapan update lagi ??
ReplyDelete