Thursday, 27 September 2018

Epilog


Tittle: Exitium

Genre: Action, Romance, Drama, Superpower, Comedy, Fantasy

Author: r lullaby

Status: Ongoing


Epilog
         Perbatasan di gerbang selatan Kota Aldosta, dekat dengan pusat Kerajaan Angelwish. Kereta kuda Lapis terlihat memasuki gerbang dengan berbagai sambutan mewah yang mereka dapatkan. Tak aneh mengingat jika kedua penumpang di dalam kereta itu adalah tokoh penting di masing-masing kerajaannya.


            Melewati pemukiman penduduk dengan jalan raya utama, Lapis dan kereta kudanya memasuki gerbang kedua yang merupakan tempat tinggalnya para bangsawan.


            Jauh di dalamnya ada gerbang terakhir yang merupakan pusat sekolah yang terlihat seperti istana kerajaan, meski jauh lebih kecil.


            Tepat di depan gerbang itu terlihat wanita berwarna rambut hijau seperti batu emerald, dan warna mata kuning keemasan. Dia terlihat berdiri dan memakai seragam putih berpita biru.


Di belakangnya terlihat kumpulan siswa dan siswi berpakian sama tapi memiliki berbagai macam warna pita di leher.


            Kereta kuda Lapis berhenti. Lapis dan Bella pun turun dari keretanya. Mereka berdua berjalan mendekati gadis berambut hijau yang memancarkan aura berbeda dari sekitarnya itu.


            “Orang yang menyuruh penduduk bersorak juga itu ulahmu kan, Camilla.” Lapis berucap sambil menompang tangan kanan pada pinggangnya. Sedikit memberikan senyuman kekesalan pada gadis yang tetap mempertahankan senyuman indahnya.


            “Bukankah ini terlalu berlebihan, Putri Camilla? Bahkan sampai anda sendiri datang menyambut kami.” Bella ikut berucap dengan senyuman kecil dan sedikit cemas.


            “Ah itu tak bisa, Lapis, Bellarista. Aku harus bersikap sopan pada kalian. Selain sebagai pelajar di sini, kalian juga merupakan tamu kehormatan Kerajaan Angelwish.” Gadis berambut hijau bernama Camilla itu berucap dengan nada suara lembut. Sedikit menundukkan kepala di akhir ucapan.


“Aa-ahh, sudah hentikan ini. Kau membuatku jijik. Tanpa kau bersikap seperti ini akan kukatakan semua yang kutau tentang fenomena ganjil itu.”


“Seperti biasanya yah dari peringkat kelima Lima Eksekutif Electus, Filie Ros. Cerdas dan penuh waspada ...,” senyum Camilla dengan senyuman semakin melebar. Dia mengangkat tangan kanan ke atas sambil berjalan mendekati Lapis dan Selenia.


Melihat perintah sang putri kerajaan, para siswa di belakangnya pun mulai berbalik dan pergi kembali memasuki gerbang melanjutkan aktifitas masing-masing.


            “Kau ingin aku mengatakannya di sini, Camilla?” tanya Lapis sedikit menghela nafas di akhir ucapan.


            “Tidak ..., jangan mengatakan hal bodoh.” Camilla berucap lalu memeluk Lapis dengan sangat erat, sedikit membuat pipi Lapis memerah cukup terkejut karena tindakan sang putri yang anggun dan rupawan itu.


            Lalu dengan masih memeluk tubuh Lapis itu, Camilla pun berucap dengan nada khawatir dan mata tertutup.


            “Syukurlah kau baik-baik saja, Lapis.”


            “....” Lapis tetap diam tak menjawab dan hanya bisa mengalihkan pandangan darinya.


            “Mendengar bencana itu yang terjadi di dekat dengan rutemu ke sekolah, membuat berbagai macam pikiran buruk hinggap di kepalaku. Aku takut kau terlibat dengan gejala ganjil itu, Lapis.”


            “Ka-kau terlalu berpikir berlebihan,” pelan Lapis dengan pipi masih memerah. Dia juga terlihat masih mengalihkan pandangan dari Camilla.


            “....” Camilla hanya tertawa kecil menyembunyikan mulut dengan jemari tangan kanannya setelah melihat Lapis yang seperti itu..


            “Syukurlah kau juga baik-baik saja, Bella.” Camilla menatap Bella yang berdiri di belakang Lapis.


            “Ah terima kasih, Kak Camilla.” Bella membalas senyuman Camilla dengan sedikit menundukkan kepala memberi hormat.


            “Dibandingkan dengan informasi yang kau bawa, keselamatan kalian yang sudah kuanggap sebagai adikku lebih berharga.”


            “Jika Elisara mendengar hal ini, dia pasti benar-benar marah, Camilla.” Lapis kembali menatap Camilla dengan senyuman kecil.


            “Hahaha dia sedang tidak ada di sini. Dia dan kelasnya sedang melalukan latihan ekspedisi di reruntuhan barat daya Kota Rimanisa.”


            “Ah benar, kami juga melewati kota itu karena memutari padang pasir. Tapi kota itu terlihat lebih sepi dari biasanya,” Bella berucap was-was.


            “Ya itu juga laporan yang kudengar. Maka dari itu Elisara dan regunya pergi untuk melakukan penyelidikan.”


            “Ah begitu, untunglah kami tidak bertemu di tengah jalan,” jelas Lapis sambil mulai melangkahkan kakinya.


            “Hahaha, kau benar-benar tak cocok dengan adikku yah, Lapis,” Camilla tertawa kecil mendengar pernyataan Lapis sambil berjalan di samping kanannya.


            “Aah aku tak tahan dengan perkataannya yang selalu sombong,” kesal Lapis menutup mata.


            “Tapi memang seperti itu kan sifatnya Putri Elisara,” Bella ikut berucap sambil berjalan di samping kiri Lapis.


            “Memang benar sih. Sejak kecil sifat sombongnya itu sudah mendarah daging ...,” senyum Camilla melirik Bella.


            “Lalu ....” lanjut Camilla melirik Lapis.


            “Kenyataan Gunung Skyvia yang terbelah benar-benar terjadi ....” Lapis berucap penuh kecemasan sambil menggigit ibu jari.


            “Si-siapa pelaku yang bisa melakukan hal segila itu?” pelan Camilla bertanya.


            “Berdasarkan rumor dari Desa Karot, itu adalah ulah Sleazer berbentuk manusia dan memiliki sayap besar layaknya kelelawar,” pelan Lapis memberikan tatapan penuh kecemasan pada Camilla.


            “....” Camilla tak bisa menjawab beberapa saat dan hanya menelan ludah dengan ekspresi wajah dipenuhi ketakutan.


            “Sle-Sleazer kelas A– tidak, mu-mungkin kelas S?” lanjut Camilla bertanya dengan suara terbata-bata.


            “Kemungkinan besar.” Lapis menutup kedua matanya sangat erat.


            “....” Camilla hanya terdiam dengan wajah membiru ketakutan, bagai akhir dunia sudah datang untuknya.


            “Ta-tak ada satupun dari ras kita maupun ras lainnya yang bisa melawan mahluk itu, ji-jika rumor itu benar. Sesepuh Arina tak bisa bertarung lagi karena kondisinya yang terus memburuk .... Lalu ayahmu ....”  Camilla kembali berucap dengan suara mengecil dan menghilang sampai Bella menyanggah ucapannya.


            “Ada satu rumor lagi jika Sleazer itu sudah dipukul mundur oleh seseorang–“


            “Si-siapa!?” Camilla langsung bertanya dengan nada tinggi seolah diselimuti harapan besar.


            “Ka-kami tidak pernah mendengarnya, Kak. Mungkin jika Kakak yang seorang Alcholar mengetahuinya. Mereka memanggilnya Pangeran Osis dari Kerajaan Osis.” Bella bertanya pelan melirik Camilla.


            “.... Aku tak pernah mendengar kerajaan itu,” Camilla menggelengkan kepala dengan wajah penuh was-was.


            “Sudah kuduga. Tapi kami mendapatkan ciri-ciri pakaian yang ia kenakan. Dia memakai pakaian yang berbeda dengan kita, terlihat dirancang dengan teknologi maju berwarna putih. Ada lambang Kerajaan di dada kirinya. Itu yang kami dengar,” Lapis menjelaskan sambil menyentuh dagu.


            “Aku mengerti. Dalam waktu dekat kami akan mengirimkan tim penyelidik khusus ke wilayah sekitar Gunung Skyvia.


Jika lelaki itu benar-benar ada di dataran ini, maka tak diragukan lagi jika dia akan menjadi Pahlawan seperti Sesepuh Arina dan Seven Arceluser lainnya.” Camilla terlihat memberikan tatapan keseriusan pada Lapis dan Bella.


            “....”



***

            Di tempat lainnya yang jauh di bagian timur Benua Luna. Kerajaan Rembulan Merah yang terkenal akan kekuatan tempurnya yang tak tertandingi.


            Lelaki bertubuh kekar dengan wajah menakutkan penuh luka hasil pertempuran terlihat. Dia berjalan sangat cepat melewati puluhan penjaga yang berdiri dengan sigap di ruang singgasana raja.


            “Lapor, Ratu Xeria. Kami mendapatkan rumor jika –“


            “Jangan membawa rumor tak jelas seperti itu padaku, Budak!! Bawa aku kebenaran yang sesungguhnya jika kau tak ingin kepalamu berakhir di atas tiang!” teriakan lantang dan menggema dari sang ratu langsung terdengar di seluruh penjuru ruangan. Membuat seluruh prajurit, bahkan pembawa pesan dari Kerajaan Angelwish bergetar ketakutan melihat sang ratu yang lagi-lagi menunjukkan kemurkaan.


            “Maafkan Hamba, Yang Mulia Ratu! Hamba akan lebih berusaha keras,”


            “Sialan! Apa panglima kerajaan juga tak berguna,” geram sang ratu itu yang wajahnya tertutupi kain hitam.


            Pakaian yang ia kenakan juga berwarna hitam seolah melambangkan ratu kegelapan yang memiliki sifat mengerikan.


            “Pergilah dan cari kebenaran sesungguhnya!! Tapi ingat, jaga prinsip kita! Jika kau melanggar prinsip kita, tidak hanya kau, tapi seluruh keluargamu akan kehilangan kepalanya!!” teriak kembali Ratu Xeria yang dibumbui nada amarah yang dalam.


            “Baik, Yang Mulia Ratu!!” panglima perang bergetar lalu berdiri dan undur diri meninggalkan ruangan beserta bawahannya.


            “Lalu, kau!! Sudah kukatakan berulang kali jika kami takkan masuk dalam aliansi menggelikan milik kalian itu, jadi enyahlah!” murka Ratu Xeria pada pembawa pesan itu.


            Lalu setelah pembawa pesan, panglima dan para prajuritnya keluar, sang ratu yang sebelumnya duduk dan memakai kain itu lekas berdiri.


            Dia turun dari singgasanannya dan berjalan pelan menuju jendela ruangan.


            Dia melepas kainnya dan terlihatlah wajahnya yang sangat familiar. Tak terduga jika wajah sang ratu yang terkenal bengis itu benar-benar mirip, bahkan wajahnya itu seolah milik Asvia yang kini bersama dengan kelompok Hanafi.


            “Aaaah ..., jantungku benar-benar ingin copot barusan. Sampai kapan aku harus berteriak dan marah-marah tak jelas seperti beliau.” Gadis itu menghela nafas sebelum mengeluarkan pernyataan mengejutkannya.


            “Aku benar-benar tak mengerti dengan pemikiran dari Alchemist seperti beliau yang ingin terjun langsung melakukan penyelidikan.”


            “....”


            “Dia tiba-tiba pergi dan berteriak, ‘ramalan akhirnya datang! Kau minum ramuan di atas meja kamarku dan jagalah kerajaan ini. Jika dalam tiga bulan aku belum kembali, carilah aku.’. Aku yang hanya pelayan biasa benar-benar tak mengerti, Putri.”


            “....”


“Yah tapi semoga kau baik-baik saja, Putri Xeria. Dan kumohon cepatlah kembali pulang ke kerajaan ini dengan selamat. Kerajaan ini benar-benar membutuhkanmu.” Gadis itu berucap dengan nada pelan sambil menyatukan kedua telapak tangan, seolah sedang mendoakan seseorang yang dikagumi jauh di lubuk hatinya yang paling dalam.


            “.... Ta-tapi, Ramuan Pengubah Rupa ciptaannya benar-benar menakjubkan. Bahkan menurutku ini sudah mendekati kesempurnaan,” lanjutnya melirik cermin di samping kiri. Ekspresi kekhawatiran dan rasa kagum benar-benar tercampur di wajahnya setelah melihat dia sendiri yang terlihat sangat mirip dengan seseorang yang ia kagumi.




***

6 comments:

  1. jadi sebenernya asvia nih jahat apa baik wkwk

    ReplyDelete
  2. Masih di pantau
    Akhirnya sang penyelamat jatuh cinta kepada penguasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yupps, lalu apakah sang penguasa juga mempunyai perasaan yg sama?

      Delete
  3. asvia itu tukang sandiwara, sok lugu ternyata.

    ReplyDelete