Title: Iris Dragon 2
Genre: Action, Fantasy, Romance, Drama, Superpower, Comedy.
Author: R Lullaby
Status: Ongoing
Prolog
Prolog
Tahun 14, tahun iblis.
Kekaisaran Aeldra diguyur hujan lebat dan mengerikan. Halilintar terus bersuara
di atas langit. Bagai sang dewa sedang menunjukkan kemurkaan.
Tak ada satupun orang
yang berani keluar rumah. Cuaca di malam hari itu benar-benar tak bersahabat,
khususnya di wilayah Kerajaan Skyline.
Ada satu pertanda besar
akan cuaca di luar, mungkin salah satunya adalah kelahiran anak kembar dari
Sang Raja Kerajaan Skyline.
“Ini malapetaka! Dari
segala waktu, kenapa harus sekarang!!” lelaki tua, berambut dan berjenggot
putih berteriak ketakutan. Tersungkur jatuh ke belakang, menatap kosong dua
bayi kembar di atas tempat tidur mewah.
Bayi di samping kanan
menangis, layaknya seperti bayi pada umumnya. Tidak seperti bayi di samping
kiri. Dia tertawa, amat sangat bahagia menatap sekitar. Membuat Sang Raja dan
para penasihatnya memberikan tatapan ketakutan.
“Tu-tuan Ray!! Bayi ini adalah
...,” ucap penasihat cukup gugup.
“AKU TAU!!” Ray
berteriak, menatap tajam bayi yang tertawa. Bayi itu sontak terdiam, mulai
menangis seperti bayi di sampingnya.
Tiga penasihat dan satu
pelayan langsung terdiam ketakutan. Ketegangan bertambah setelah teriakkan dari
Ray.
“Elina, pisahkan Alyshial
dari bayi ini.” Ray berucap, melirik pelayan di sampingnya. Mulai memberikan tatapan khawatir pada salah satu bayi yang tetap menangis.
“Ya, Tuan.”
“Dan katakan pada Alysha
nanti. Bayi yang satunya tak bisa diselamatkan karena proses persalinan.”
“Eh ...?” Pelayan bernama Elina itu bergemetar, menatap ketakutan sang raja.
“Kumohon ....” Ray
mengepalkan kedua tangannya erat, menyipitkan mata, menatap ketakutan bayi yang satunya.
“Ya, tuan ....!” Elina
menangis, tak mengerti. Dia berasal dari luar, tak mengerti apa yang ditakutkan
oleh sang raja dan para penasihat.
Setelah Elina pergi
membawa bayi perempuan yang bernama Alyshial. Ketegangan semakin bertambah di
dalam ruangan. Ray dan para penasihat masih memberikan tatapan ketakutan pada
bayi lelaki yang menangis, kembaran dari Alyshial.
Matanya terlihat berbeda,
bercahaya berwarna kuning. Aura terasa berat di sekitar bayi itu, membuat para penasihat amat
segan terhadapnya.
“Dari semua zaman, era, dan generasi,
kenapa ini semua harus menimpa anakku?!” Ray menutup mata serapat mungkin, berucap ketakutan pada
dirinya sendiri.
“Kita harus membunuhnya,
Tuan. Ini perjanjian kita dengan segala ras dan para malaikat. Bahkan Empress
Halsy juga menginginkan hal ini.” Penasihat berucap, menatap khawatir bayi tersebut.
“Bayi ini hanya akan
membawa malapetaka pada dunia dan akhirat. Kita tak bisa mengulang kejadian di
masa lalu. Kita tidak bisa menerima mahluk sepertinya.” Penasihat lainnya
berucap.
“Aku tau, biar aku yang
melakukannya sendiri.” Ray berjalan mendekati bayi itu, menggendongnya.
Berjalan meninggalkan ruangan. Perasaan bersalah masih mengganjal di hatinya.
Sambil terus berjalan
meninggalkan istana, dia memikirkan berbagai cara untuk menyelamatkan buah
hatinya. Pertentangan dalam jiwanya tak luput dia rasakan. Dia takut akan
ramalan besar di masa lalu yang mengerikan. Tapi sesungguhnya, jauh di dalam
hatinya. Dia juga tak pernah tega menghabisi nyawa putranya sendiri.
Alhasil, karena
pertentangan dalam dirinya. Dia mulai memakai jubah tebal, membawa bayi itu ke
penjara bawah tanah di Kerajaan Skyline. Penjara terkuat yang dibuat khusus
para penjahat kelas berat.
Membuat pingsan seluruh
penjaga, agar tak bisa melihat wajahnya. Akan sangat berbahaya jika tindakan
tabunya itu diketahui semua mahluk.
Ray membuka pintu
shelter, tempat salah satu penjahat terburuk berada. Dia mendekati gadis itu,
memberikan senyuman sedih padanya.
“Apa yang diinginkan dari
seorang Raja hingga menemui gadis sepertiku?” Gadis itu berambut kuning emas,
memakai baju serba putih, baju tahanan. Dia tersenyum keheranan menatap Ray.
“Zaxia, aku ingin meminta
tolong padamu. Kumohon, jaga anak ini.”
“Kau sedang waras, kan?
Bisa-bisanya menitipkan anakmu pada seorang pembantai sadis sepertiku?” Zaxia
memberikan senyuman ganjil dan mengerikan.
“To-tolonglah, hanya kau
penjahat di sini yang kukenal. Putri Lear dan yang lainnya telah dibebaskan karena ulahmu –“
“Tidak mau, yah. Lagipula
lusa nanti aku akan pergi dari dunia ini. Jangan-jangan kau lupa kalau
pengadilan sudah menjatuhkan hukuman mati untuk –“
“Aku akan melepaskanmu dari hukuman itu! Aku berjanji, tapi aku sangat memohon. Jaga bayi ini, rawat
dirinya.”
“Kau pasti bercanda, kan?
Kau berniat mengkhianati negerimu sendiri dengan membebaskan pembantai
sepertiku?” Zaxia menatap penasaran Ray.
“Ak-aku tak punya pilihan
lain. Kumohon,” Ray menundukkan kepalanya, memeluk erat bayi yang ia gendong.
“Katakan, apa salahnya.
Sampai kau tak bisa membesarkan putramu ini ....” Zaxia menatap penasaran bayi
itu. Tapi tubuhnya langsung bereaksi, dia bergemetar. Berjalan selangkah
mundur, menunjukkan reaksi siaga.
“Ap-apa itu ...!?” Zaxia
menatap kosong bayi yang digendong Ray, memeluk tubuhnya sendiri. Tak pernah berhenti gemetar
tubuhnya, keringat dingin mengucur dari seluruh tubuhnya.
“Kau kuat Zaxia, amat
sangat kuat. Seharunya kau juga bisa merasakannya, jika bayi ini memiliki
kekuatan yang lebih tinggi –“
“Ini bukan kekuatan, Ray!
Ini kutukan? Tidak– sebuah kemutlakan. Bayi ini seperti sebuah kunci untuk zona
yang baru, era yang baru, dunia yang baru?” Zaxia masih menatap penasaran bayi
itu, tersenyum ketakutan.
“Kau bisa
mengetahuinya!?” Ray menatap Zaxia amat sangat terkejut.
“Bebaskan aku dari
penjara, maka aku akan mengambil bayi ini!” Zaxia masih memberikan senyuman,
menghancurkan jeruji besi di hadapannya dengan mudah. Dia merebut bayi itu,
menggendongnya. Mengusap kepalanya.
“Ba-baiklah, tapi aku tak
yakin bisa membebaskanmu secepat mungki –“
“Tak apa,” Zaxia
memberikan senyuman kecil, tetap mengusap kepalanya, meski tubuhnya terus
bergemetar, menunjukan rasa ketakutan yang hebat.
“Aku berani bertaruh.
Seluruh mahluk menginginkan bayi ini mati, dan tak pernah ingin ia
terlahirkan,” lanjut Zaxia.
“....” Ray terdiam
menundukkan kepala, mengepalkan erat kepalan tangannya.
“Kau harus
menceritakannya nanti, Ray. Alasan dia seperti ini, mengemban kekuatan maha
besar seperti ini. Alasan dia ditakuti oleh dunia dan segala mahluk.”
“Ya, aku berniat
menceritakannya padamu. Beberapa minggu sekali aku akan datang menemuimu,
memberikan kebutuhan untuk bayi ini. Lalu ada satu masalah lagi –”
“Ya aku tau, aku tak
boleh membocorkan rahasia jika ini bayimu, kan? Tenang saja, aku mengerti.”
“Begitu ..., syukurlah.”
“Lalu, Ray. Siapa nama
bayi ini?” Zaxia menggendong bayinya, berbalik dan berjalan memasuki jeruji
besi kembali.
“....” Ray hanya terdiam,
membuang sedikit nafas. Tersenyum mulai berucap.
“Setelah kulakukan ini padanya, aku tak pantas memberinya nama. Kau yang beri nama dia, Zaxia.”
Zaxia menghentikan
langkah, menatap bayi itu yang tertawa padanya. Sangat menggemaskan. Tangan mungilnya
menyentuh leher Zaxia. Membuat Zaxia tersenyum menutup mata.
“Lisienata, kau tau apa arti nama itu, kan?” Zaxia berucap pelan. Ray yang mendengarkan hal itu lekas melebarkan mata, terkejut ketakutan menatap Zaxia. Dia hampir menangis, mulai menutup
mata.
“Bukan maksudku untuk
memberikan nama buruk padanya. Tapi ini memang kenyataan jika dia yang ingin
dibuang oleh dunia.” Zaxia mulai menatap bayi itu.
“Kau tak pernah
diinginkan, seperti diriku,” lanjut Zaxia berucap, seolah berbicara pada bayi
itu.
“Ini perjanjian kita,
Zaxia. Kumohon, lindungi anak in –“
“Aku tau, tenang saja.
Aku akan melindunginya, dari siapapun,
dari apapun itu, meski itu dari kau sekalipun.”
***
Sasuga Lullaby-sensei!
ReplyDeletePrologx menyayat hati :'D