Title: Iris Dragon 2
Genre: Action, Fantasy, Romance, Drama, Superpower, Comedy.
Author: R Lullaby
Status: Ongoing
Chapter XII
Reuni Keluarga
Chapter XII
Reuni Keluarga
Masih di waktu yang
sama saat pertemuan Lisienata dengan gadis berjubah coklat. Di tempat yang lainnya,
wilayah perbatasan antara Kerajaan Skyline dengan Kerajaan Central.
Lapis terlihat bersama dengan Rina,
berwajah khawatir menatap seorang lelaki yang berdiri di hadapannya. Wajahnya
tidak terlihat, tertutupi oleh jubah berwarna putih keemasan.
Aura kuat benar-benar dirasakan sang
putri mahkota, tak heran jika dia memberikan tatapan khawatir, bertanya
penasaran dalam hati. Akan siapa sebenarnya lelaki yang berdiri di hadapannya.
Tak lama, lelaki itu berucap,
membungkukkan tubuhnya, memberikan hormat sangat dalam pada Lapis.
“Senang bertemu dengan anda yang
menjadi kunci dunia ....” Dia
mengangkat kepala, terlihat kedua bola matanya yang berwarna hijau bercahaya.
Membuat Lapis semakin mengkerutkan dahi, membuat Rina selangkah berjalan
mundur, melirik penasaran sahabatnya.
“Siapa kau ...?” Lapis bertanya
dengan keseriusan yang dalam.
“Tak perlu anda mengetahui nama
saya, tapi yang jelas .... kedatangan saya hanyalah sebagai pelindung bagi anda
yang menyandang gelar Last Mater.”
“Last Mater? Apa itu, pertama kali dengar
yah,” senyum kecil Lapis, menunjukkan kearoganan. Membuat wajah Rina terkejut,
melirik cemas sahabatnya. Berbisik pada Lapis sambil menutupi gerakan bibir
dengan tangan kanannya.
“La-Lapis ..., seharusnya kau juga
menyadarinya, kan? Auranya benar-benar terasa kuat, kenapa kau malah
menyinggungny –“
“Katakan dengan jelas urusanmu, aku
sedang buru-buru sekarang!” Lapis kembali berucap, cukup tinggi suaranya. Mulai
mengingat kembali, wanita paling ia hormati dalam hidupnya sedang menunggunya.
Si Lelaki berjubah cukup terkejut,
tapi lekas tertawa kecil. Dia lekas membuka jubah kepalanya, tersenyum khawatir
sambil berucap.
“Maaf maafkan candaanku yang
membosankan, aku hanya ingin memperkenalkan diriku saja di hadapan orang yang
akan kulindungi mati-matian nanti. Tapi kau bisa memanggilku Kiril, Putri.”
Wajahnya sangat rupawan dengan bola mata hijau muda. Rambutnya kuning keemasan.
Telinga terlihat cukup panjang, membuat Lapis dan Rina terkejut ketakutan.
“Ka-kau
seorang Elf?” Lapis bertanya gagap, menatap penasaran telinga lelaki bernama
Kiril.
“Emm,
aku seorang Elf.” Kiril menganggukan pelan kepalanya, tertawa kecil sambil
menutup mata.
“Mus-mustahil,
Elf terakhir adalah Putri Mira. Dia telah gugur saat bertarung habis-habisan
dengan Iblis Cladiss. Siapa kau sebenarnya?” Lapis semakin memasang wajah
penasaran, ketakutan seluruh permukaan tubuhnya.
“Sudah
kukatakan, aku Kiril, Kiril ...., Putri Lapis. Tapi akan cukup merekpotkan jika
dunia ini tau akan keberadaanku sekarang. Jadi aku meminta kalian berdua untuk menjaga
rahasiaku untuk saat ini yah ....” Kiril berucap, mulai membuka matanya.
“Baiklah
aku mengerti ....” Lapis dan Rina menganggukkan kepala, terlihat paham.
“Lisienata
tak cukup kuat untuk melindungimu. Maka di sini lah aku ....” Kiril tertawa
kecil, kembali menutup matanya sesaat.
“Lisienata?”
Lapis dan Rina bertanya bersamaan, berwajah penasaran.
“Eh
...?” Kiril terdiam, cukup terkejut. Lekas menyentuh dagu, berpikir.
“Ah
ah! Ma-maafkan, kesalahanku. Kau masih belum mengetahuinya yah ....” Kiril
menyatukan kedua telapak tangan, berwajah khawatir dan meminta maaf.
“Eh?”
“Lupakan
saja ucapanku sebelumnya, tak perlu dipikirkan,” Kiril menundukkan kepala.
“Ah,
ba-baiklah ....” Rina dan Lapis saling mentap satu sama lain.
Kiril
mulai mengeluarkan seseuatu di balik saku jubahnya, sebuah bola kaca berwarna
kuning keemasan. Di dalamnya terdapat kupu-kupu emas yang indah. Tak bergerak
sedikitpun.
Bola
kaca seukuran kepalan tangan itu ia berikan pada Putri Lapis.
“Terimalah
ini, usahakan agar anda terus membawanya, Putri. Ketika kondisi amat berbahaya
datang mendekatimu, aku akan langsung berdiri di sampingmu. Membantu engkau
yang dicintai dunia dan akhirat.”
“Ah,
ba-baiklah,” khawatir Lapis, menerima bola kaca berwarna emas itu. Kiril mulai
berbalik, berniat berjalan pergi, akan tetapi.
“Tu-tunggu,
aku benar-benar tak mengerti dengan segala yang kau ucapkan. Dicintai dunia?
Last Mater? Apa maksudnya? Selain itu, kenapa kau ingin melindungiku
mati-matian? Aku tak mengenalmu, kau tak mengenalku, kan?”
“Pertanyaan
yang lucu, Putri. Tapi memang benar aku tak mengenalmu –“
“Lalu!
–“ kesal Lapis.
“Tapi
aku– tidak, maksudku kami akan melindungimu. Bahkan jika dunia berakhir, hanya
dirimu yang akan kami pertahakan kehidupannya. Para Dewa dari berbagai dunia
juga berpikir hal yang sama.” Kiril memberikan tatapan serius amat dalam.
Membuat jantung Lapis berdetak cepat.
Rina
hanya memberikan lirikan khawatir pada Lapis, tubuhnya bergemetar mendengar
pernyataan Kiril.
“Pa-para
Dewa? Berbagai dunia?” Lapis juga berwajah khawatir, menyipitkan mata. Dia
sungguh tak mengerti segala apa yang diucapkan Kiril.
“Maaf,
aku terlalu banyak bicara. Sekarang masih belum waktunya, Putri.” Kiril menutup
mulut, cukup cemas wajahnya. Tapi itu tak lama sampai dia kembali berucap.
“Baiklah,
aku ingin pamit undur diri. Maaf mengganggu perjalanmu, Putri Lapis.” Kiril
lekas melompat, tetawa kecil, lekas menghilang bagaikan arwah. Itu bukanlah
teleport atau perpindahan dimensi. Membuat Rina dan Lapis cukup terkejut
penasaran.
***
Kembali
ke tempat Aeldra berada. Suasana masih terasa tegang, terlihat tatapan tajam
dari Aeldra yang mengarah pada gadis berjubah coklat. Bagaikan mahluk buas yang
siap menerkam mangsanya.
Begitupula
dengan gadis tak dikenal yang memberikan tatapan membunuh pada Selenia. Hanya
hitungan detik saja sampai suasana tegang itu berubah menjadi mencekam.
Akan
tetapi.
Suara
merdu terdengar cukup keras, cukup lembut hingga menarik perhatian semua orang
di sana.
“Hentikan,
Kak Leia. Mau sampai kapan Kakak sadar akan batasan Kakak sendiri ....” Gadis
kecil itu memasang wajah datar, melayang lebih tinggi dari gadis berjubah
coklat yang bernama Leia.
Dia
memakai jubah putih keemasan, bermata hijau muda, berambut merah seperti permata
ruby yang indah. Selain itu telinganya juga terlihat panjang, membuat
sekitarnya terkejut penasaran.
“Elf!?”
Ray terkejut menatap penasaran gadis kecil itu.
Tak
hanya Ray, tapi Aeldra juga dibuat terkejut oleh kehadirannya. Bertanya
penasaran akan siapa sebenarnya dirinya.
“Cha,
ini kesempatan kita untuk memutus rantai penderitaan. Selain itu, kenapa kau
melepas kupluk kepalamu?” Leia menurunkan pedangnya, berbalik dan mengangkat
kepala menatap gadis kecil yang dipanggil Cha itu.
“Astaga,
ini sebabnya aku tak menyukai orang-orang
Luna.” Cha mengeluh, mengangkat telapak tangan, menutup matanya.
“Hei
bocah sombong, kau tak menjawab pertanyaanku barusan,” Leia berucap, memberikan
senyuman kekesalan.
“Mereka
juga akan melihat wajah kita nanti, Kak. Selain itu, kita lebih baik mundur.
Jangan terburu-buru seperti ini ....” Cha berbalik, berniat melayang pergi.
“Tak
mau yah, aku akan bereskan semuanya hari ini.” Leia terlihat keras kepala,
kembali memberikan tatapan tajam pada Selenia.
“Astaga,
lihatlah tatapan mahluk itu. Kau yakin ingin melawannya?” Cha memiringkan tubuhnya,
melirik Aeldra.
“Tapi
ini kesempatan kit –“
“Ki-ta
pe-rgi, Kak Leia. Kau hanya memperkeruh takdir dunia. Aku tak mau lagi berdebat
dengan Para Dewa. Mendapatkan kesempatan seperti ini saja benar-benar butuh usaha keras, apa kau ingin mengacaukan segala rencana kita?” Cha berucap, mengeja beberapa perkataannya sambil melirik sinis
Leia.
“Kau
benar-benar gadis yang menyebalkan yahh –“ Leia bergumam kesal, ikut melayang
mendekati rekannya. Akan tetapi.
“Tunggu,
setelah percakapan kalian tadi, aku semakin tak bisa membiarkan kalian pergi
begitu saja yah,” senyum kesal Aeldra, memotong perkataan, memberikan tatapan
tajam pada gadis berambut merah Ruby. Hal itu membuat Alyshial dan yang lain
memberikan tatapan khawatir padanya.
Cha
mengeluh, menutup mata dan berbalik membalas tatapan Aeldra. Tatapannya sangat
datar, tak menunjukan ekspresi apapun. Tapi tatapannya itu lebih dari cukup
membuat sekitarnya berwajah cemas dan ketakutan.
“Kau
seorang Dewa yang kuat, memiliki insting yang amat mengerikan. Seharusnya kau
sendiri juga tahu akan batasanmu. Dengan coretan di punggungmu itu, dengan
rantai tak terlihat itu, kau pikir bisa mengalahkan kami sekarang, Dewa
Wilfere?” senyum kecilnya, duduk di atas udara hingga dagu menempel di lututnya.
Terlihat menggemaskan.
Aeldra
semakin mengkerutkan dahi, kedua tangannya bergemetar, wajahnya memerah
terlihat murka. Tapi dia sadar diri, apa yang dikatakan gadis itu adalah
kebenaran. Sekitarnya tidak mengetahui akan kekuatan mereka yang amat sangat
tinggi, khususnya gadis yang dipanggil Cha itu.
“Orang-orang
Luna dan Earthesia benar-benar tak ada bedanya. Ini sebabnya aku tak menyukai
kalian. Ceroboh, sok kuat, munafik, dipenuhi dengan kepalsuan. Beruntungnya
kami karena telah membinasakan ras kalian.” Cha mulai berdiri, menutup mata
perlahan. Arah wajahnya ditunjukan pada Aeldra.
“Luna?
Earthesia?” Aeldra bertanya pelan, masih memberikan tatapan tajam pada Cha.
Gadis berambut merah itu mulai menyipitkan mata, berucap.
“Kau
tidak mengenal mereka ...?”
“Ti-tidak
....” Aeldra menjawab pelan, mulai terlihat khawatir melihat ekspresi wajah
lawan bicaranya.
Mendengar
hal itu Cha dan Leia sontak terkejut, Leia bahkan sampai menatap Cha penasaran.
Tapi gadis mungil yang terlihat berkuasa itu hanya tersenyum dan menutup mata.
Mulai tertawa kecil dan bertanya kembali pada Aeldra.
“Kau
memiliki aroma kekuatan seperti Dewa Wilfere. Tapi kau bukanlah dia hahaha. Siapa kau
sebenarnya? Mustahil dewa sepertinya tidak mengetahui mereka berdua.”
Aeldra
berwajah khawatir, semakin bergemetar tubuhnya. Menyadari akan kelemahannya
terbongkar.
“Seratus
persen mutlak, kami bisa mengalahkanmu meski tanpa pertarungan habis-habisan.
Aura yang kau keluarkan tadi hanya ancaman bukan, Lisienata? Kau tidak memiliki
kekuatan Wilfere seutuhnya, sekitar 20% kekuatannya menghilang darimu. Aku
tidak tau alasan kau terus berpura-pura memainkan peran dewa itu. Tapi jangan
halangi tujuan kami, Kecoa.”
“...!!”
Aeldra mengkerutkan dahi terlihat marah karena merasa diremehkan.
“Kalau
begitu ini kesempatan kita Cha ...,” Leia kembali bertanya, melirik Selenia.
Akan tetapi ucapannya terhenti, itu karena serangan dadakan dari Alyshial berupa tombak kristal yang amat kuat.
Tidak
hanya itu tombak itu memiliki aura putih yang dapat membekukan udara. Jika tombak
itu menusuk musuhnya, udara dingin tombak itu akan merambat membekukkan seluruh aliran darah dan daging.
Cha
mulai mengangkat kepala, melirik serangan Alyshial, mengangkat tangan kirinya.
Berucap pelan tak terdengar oleh sekitarnya.
Sontak
serangan Alyshial itu bersinar terang hingga terurai menghilang menjadi butiran
cahaya berkilauan. Membuat terkejut sekitarnya, termasuk Aeldra sendiri.
“Ki-ta
mu-ndur, Kak Leia. Jangan terlibat dengan pertempuran yang tak ada artinya.
Tujuan kita hanyalah satu .... Kau tau kan?” tanya Cha mulai menundukkan kepala
dan tangan, sedikit menghela nafas.
“Ya
ak-aku tau, membunuh Sang Last Mater.” Leia berucap pelan, melayang mendekati
Cha. Berwajah khawatir dan ketakutan setelah melihat kekuatan gadis kecil itu.
“Selain
itu aku masih cukup ragu jika gadis itu orangnya. Aku tak bisa mempercayai perkataan
laki-laki itu.” Cha melirik Selenia sesaat.
Selenia
mengkerutkan dahi ke atas, berjalan selangkah mundur. Dia ketakutan dengan
lirikan gadis kecil bernama Cha.
Cha
dan Leia mulai melayang ke atas langit, menghilang layaknya ruh, seperti lelaki
bernama Kiril. Membuat sekitar berwajah penasaran, tetap menatap langit.
Berbeda dengan Aeldra.
Aeldra
hanya menurunkan pandangan, mengepalkan erat kedua tangannya. Suasana terasa
hening di sekitar, seluruh tatapan dari pihak Alyshial mulai tertuju padanya.
Tanpa
sedikitpun membalas tatapan mereka, Aeldra mulai berbalik, berjalan pergi.
“Tunggu
Aeldra!” teriak Alyshial yang dipenuhi kemarahan. Sedangkan Selenia terlihat
memberikan tatapan sayu pada Aeldra.
Aeldra
tak mendengar, tetap melangkah. Berjalan pergi meninggalkan mereka.
“Lisienata
tunggu ....” Kali ini sang Raja Skyline yang berucap, berjalan selangkah mendekatinya.
Dia masih memberikan tatapan kekhawatiran amat dalam. Membuat Alysha dan
Alyshial berwajah penasaran, menatap dia yang memanggil Aeldra dengan panggilan
berbeda.
Aeldra menghentikan langkah,
berbalik, memberikan tatapan datar. Dia menundukkan kepala, tubuhnya. Bersujud
layaknya ksatria dihadapan sang penguasa wilayah.
“Ada yang bisa kubantu, Yang Mulia?”
“Te-terima kasih sudah menyelamatkan
Alysha. Setelah apa yang kulakukan padamu, aku sungguh berterima kasih,
Lisienata.”
“Tidak tidak, Yang Mulia. Itu sudah
kewajibanku, tugasku melindunginya, melindungi dunia ini. Aku hanyalah alat ...,
wadah bagi dunia ini. Bukankah seperti itu?” Aeldra memberikan senyuman kecil,
menutup matanya sesaat.
Mendengar hal itu Ray semakin menyipitkan
mata, hatinya teramat sakit melihat dia yang mengucapkan pernyataan itu. Dia
sadar, itu bukan kesalahannya. Melainkan dirinya sendiri, yang dulu pernah membuangnya.
“Ayah, kenapa?” Alyshial bertanya
khawatir menatap Ray. Dia menyadari ekspresi aneh yang dikeluarkan ayahnya. Tak
hanya Alyshial saja, tapi istrinya, yakni Alysha juga memberikan tatapan hal
yang sama pada Ray.
Ray lekas menatap keduanya,
menggigit bibir bawahnya lagi. Tapi itu tak lama sampai dia mulai menutup mata,
tersenyum kecil pada keduanya. Mulai berpikir tak akan ada kebohongan lagi, tak
ada rahasia lagi. Dia berniat mengatakan segalanya, akan fakta dari siapa
sebenarnya Aeldr–, Lisienata.
“Dengar Alysha, Alyshial. Sebelumnya
aku ingin meminta maaf pada kalian berdua.”
Selenia lekas menatap lebar sang
raja, terlihat bahagia. Dia juga ingin Alysha dan putrinya mengetahui jika
Aeldra adalah salah satu keluarga mereka.
Akan tetapi.
“Tapi sudah lama yah, kita berkumpul
seperti ini, Keluarga Skyline. Meski dengan kondisi yang berbeda, meski dengan
suasana yang berbeda, kalian tetap terlihat berkelas dan anggun.” Aeldra masih
menutup matanya, berdiri di hadapan Ray dan keluarganya.
“Eh ...?” Alysha dan putrinya mulai
memberikan tatapan penasaran pada Aeldra. Ray lekas melebarkan matanya,
ketakutan. Dia sudah mengetahui, apa yang akan dikatakan Aeldra selanjutnya.
“Ap-apa maksudmu?” Alysha mengajukan
pertanyaan pada Aeldra. Lelaki berambut hitam itu mulai membuka mata,
memberikan senyuman kearoganan.
“Ahh, anda melupakanku, Ratu Alysha?
Ini aku, anak lelaki yang kau panggil Anak Haram di ruang isolasi itu. Putra
dari wanita yang engkau benci keberadaannya.”
Alysha dan putrinya terkejut
melebarkan mata, seluruh tubuhnya merinding mendengar pernyataan Aeldra yang
mengejutkan. Ekspresi positif lekas terlepas dari wajah mereka berdua.
“Tidak! Dia adalah –“ Ray berteriak
ketakutan berbalik menatap Aeldra. Matanya memerah, benar-benar ketakutan.
“Ini menjelaskan semuanya!! Kau
Putra Zaxia sang pemberontak?! Ini menjelaskan jika kau berada di pihak musuh,
ini menjawab kau yang seorang Assasins!” Alyshial berteriak, memberikan
ekspresi kemarahan.
Kedua tangan Alysha juga bergemetar,
menatap ketakutan Aeldra. Berpikir jika ini menjelaskan semuanya, yakni peringatan
yang diberikan Kakaknya. Berpikir jika Aeldra berniat membalaskan dendam atas
kematian ibunya, ketidakadilan yang diterima ibunya.
“Kau ..., apa tujuanmu!? Tak-takkan
kubiarkan kau melukainya sedikitpun!” Alysha berucap, menarik lengan putrinya,
hingga berlindung di belakang tubuhnya.
Aeldra hanya tertawa kecil tak
menjawab pertanyaan Alysha. Tapi itu tak lama sampai dia memberikan tatapan
pada Ray. Tatapan tajam seolah mengancam dia untuk tak mengatakan segala
tentangnya.
Selenia juga yang sebelumnya
memasang wajah bahagia kini hanya menatap kosong Aeldra. Tubuhnya merinding
ketakutan. Air mata kembali menetes, bertanya pelan pada Aeldra yang mulai
berbalik.
“Kenapa ...?”
Aeldra melompat, mengkerutkan
dahinya terlihat murka. Bergumam kesal dalam hati kecilnya.
“Terlalu
terlambat mengatakannya sekarang. Kau hanya memberikan perasaan bersalah amat
hebat pada mereka berdua, Orang Tua.”
***
kak lullaby,jadwal rilis iris dragon itu per hari atau per minggu? mohon penjelasanya
ReplyDeletejadwalnya perminggu ....
DeleteThanks utk updatenya. Jalan ceritanya selau asyik dan menegangkan.
ReplyDeleteTerima kasih :)
DeleteLullaby sensei!! ini kelanjuatan dari my dearest ya.?
ReplyDeletekalo kelanjutannya kok di my dearest Helsy mati. tapi di Iris Dragon . malah Halsy yg nikah dengan Angela??
jangan di jawab kalo mengandung spoiler...thanks sensei maju terus....
Aku gak mau jawab, kalau km blm baca after skip dari my dearest. Karena mengandung spoiler untukmu :)
DeleteSensei apa my dearest jilid 2 cuma 40 chapter.??. Mau nanya juga apa cuma di bukunya aja ya After skipnya??
DeleteKalo iya..berarti harus beli..tapi kalo enggak di bagian mana??
Salam sukaes..sensei!
Apa di kiminovel..jilid 2 nya itu punya cerita lain sensei??
Deletedi kiminovel gak ada cerita lain, cuma itu.
DeleteLalu untuk My Dearest jilid 2 memang sampai 40 chapter.
After skipnya itu dari My dearest 3, yakni My Dearest artificial. Itu versi webnovel, belum dibukukan. Tapi ada beberapa perombakkan di jilid tersebut, jadi tidak dipostingkan lagi.
di web mana aja sensei ..mosting novelnya??
ReplyDeleteMY dearest 3 itu jilid baru ya??. atau itu baru ya sensei belum di publis??